Kerangka kerja untuk belajar sambil bermain di sekolah

Kerangka baru untuk belajar melalui berbagai bentuk permainan yang mutakhir telah selesai dikembangkan untuk mendukung guru di kelas untuk memandu kebijakan dan praktik belajar di tahun-tahun awal sekolah.

Australian Council for Educational Research (ACER) dan LEGO Foundation bermitra untuk mengembangkan kerangka kerja tersebut. Peneliti Utama Senior, Rachel Parker dan Peneliti Utama, Amy Berry – dari program penelitian Pendidikan dan Pengembangan ACER – menyatakan bahwa kerangja ini memiliki potensi besar untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang pembelajaran melalui bentuk-bentuk permainan di sekolah serta meningkatkan kualitas implementasi pendekatan semacam ini.

Dalam tulisannya di halaman Discover ACER, kedua peneliti menyatakan bahwa belajar lewat bermain telah lama diyakini sebagai pendekatan yang paling efektif bagi Anak di tahun-tahun awal sekolahnya. “Meski demikian, dengan fakta bahwa tahun-tahun awal sekolah mencakup hingga anak-anak usia delapan tahun, sayangnya saat ini masih belum ada ada bahasa universal untuk menjelaskan konsep belajar lewat bermain di sekolah, ataupun cara untuk memastikan seberapa baik pendekatan tersebut (telah) dilakukan oleh suatu sekolah. …Tanpa adanya bahasa yang universal, belajar sambil bermain di sekolah akan terus berada dalam kategori ‘ide bagus yang tak-terealisasi’ di ranah penelitian pendidikan.”

Parker dan Berry menjelaskan bagaimana kerangka yang mereka kembangkan menggunakan definisi yang telah diperluas dari konsep belajar lewat bermain yang mengantarkan mereka pada penelitian yang sifatnya lebih kontemporer. Kerangka dikembangkan sebagai respon atas tinjauan awal yang telah mereka lakukan (Parker & Thomsen, 2019) yang melihat besarnya peran serta dampak yang mampu dibawa oleh proses belajar sambil bermain di sekolah.

Empat Komponen

Kerangka kerja baru dibuat untuk menguraikan empat komponen yang mementukan terjadinya implementasi yang efektif:

• Pengalaman belajar murid – memberikan kesempatan bagi murid untuk mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, untuk terlibat secara aktif, mendapatkan, mengalami proses berulang, serta interaktif secara sosial.
• Hasil belajar – memikirkan lebih dari sekadar keterampilan membaca dan berhitung.
• Fasilitasi – pendekatan pengajaran terbaik untuk hasil belajar yang diinginkan.
• Desain – seberapa baik sumber daya (murid, guru, materi, lingkungan belajar) yang digunakan untuk mencapai pengalaman belajar yang diinginkan.

Parker dan Berry menyatakan bahwa, penting agar kerangka kerja siap untuk diimplementasikan di sekolah. “Mempertimbangkan adanya variabel yang menambah kerumitan pengaplikasian misalnya bahasa penyampaian yang digunakan di sekolah dasar serta berbagai kendala yang kerap terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah, termasuk akuntabilitas pencapaian keterampilan serta konten kurikulum.’

Berikut pula pertanyaan pemicu bagi pendidik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan serta peluang untuk memperkuat praktik bermain, juga membentuk proyek penelitian berbasis sekolah.

Parker, Berry, dan ACER Peneliti Utama Kellie Picker sebelumnya telah membahas beberapa karakteristik belajar sambil bermain di sekolah. Mereka menjelaskan kelima ciri tersebut sebagai:

• Sukacita – perasaan ingin tahu, pencapaian, antusiasme;
• Iterasi – pengulangan, eksperimen, coba-coba;
• Makna – membuat koneksi, pembelajaran mendalam, motivasi;
• Keterlibatan aktif – rasa sensitif, rasa tertarik, berinvestasi dalam pembelajaran; dan,
• Interaksi sosial – berkomunikasi, berbagi, berkolaborasi.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kerangka kerja belajar sambil bermain, baca: Strengthening playful practices in the classroom, yang diterbitkan di halaman Discover ACER.

Referensi

Parker, R., & Thomsen, B. (2019). Learning through play at
school: A study of playful integrated pedagogies that foster children’s
holistic skills development in the primary school classroom.
LEGO Foundation. https://research.acer.edu.au/learning_processes/22

Refleksi untuk diri Anda sendiri serta kolega Anda:

Bagaimana pemahaman Anda atas konsep pembelajaran yang menyenangkan di sekolah, dan kesempatan belajar menyenangkan semacam apa yang pernah Anda lakukan di kelas?

Apakah Anda memiliki dukungan yang cukup untuk mampu menghubungkan keterampilan dan konsep berlajar sambil bermain dengan kurikulum?

Apakah Anda menggunakan berbagai metode pengajaran untuk sebagai bagian untuk mengenalkan pendektan belajar sambil bermain?

Bagaimana Anda mendukung murid-murid di kelas Anda untuk mengakses dan menggunakan berbagai sumber daya, baik dari dalam maupun luar kelas, untuk belajar sambil bermain?

Sejauh mana pembelajaran holistik disertakan dan terhubung dengan kurikulum di sekolah dan di kelas Anda sendiri?