Cerita Foto: Ruang belajar yang menginspirasi

Bangunan sekolah menengah dan kampus pendidikan tinggi yang baru saja menjalani proses renovasi di Filipina sukses mendapatkan menghargaan dari para juri di Festival Arsitektur Dunia (World Architecture Festival). Fasad kampus CIIT dengan rangka yang saling terjalin mendapatkan predikat Sangat Terpuji (Highly Commended) dalam kategori Completed School.

Dalam artikel ini kami akan mengajak Anda tur berkeliling dunia – dengan detail terkait proyek di kampus CIIT serta desain pemenang utama dalam festival ini, dan bangunan sekolah di tingkat K-12 lain yang juga terpilih dalam pengumuman akhir festival yang diselenggarakan di bulan ini.

Dari denah bangunan yang unik demi memastikan ketersediaan cahaya serta temperatur yang nyaman untuk belajar, hingga mengombinasikan ruang indoor dan outdoor untuk mendukung terwujudnya aktivitas fisik serta pembelajaran luar ruangan, amat banyak inspirasi yang dapat diambil dari para finalis dari tahun 2021 lalu.

Pemenang: Sekolah Menegah Negeri Fortitude Valley (Australia)

Cox Architecture dan ThomsonAdsett
Gambar: Christopher Frederick Jones (https://www.cfjphoto.com.au/)

Sebagai sekolah Negeri pertama yang mengadaptasi gaya bangunan vertikal di negara bagian Queensland, Fortitude Valley State Secondary College (FVSSC) yang persisnya terletak di Brisbane mendemonstrasikan bagaimana sekolah di masa depan dapat beradaptasi dengan semakin padatnya area urban.

Dengan tujuan membangun ruang-ruang kelas untuk pemakaian umum maupun untuk membangun keterampilan yang spesifik misalnya kelas musik, kelas drama, ataupun Pusat kebugaran murid, seluruh ruangan diselesaikan dengan komitmen agar murid dapat sepenuhnya merasakan pengalaman pembelajaran berbasis proyek dengan optimal. Kunci lain dari desain sekolah FVSSC adalah memastikan tersedianya ruang hijau yang lebih dari cukup, serta menata ruang yang akan memfasilitasi rasa keterhubungan dengan komunitas. Tim yang bertanggung jawab dalam proyek pembangunan sekolah ini menyebutkan bagaimana mereka menggunakan teknik landscaping untuk mengaburkan batas antara bagian dalam dengan luar sekolah untuk mendorong pembelajaran luar ruangan serta mempromosikan kesejahteraan murid secara keseluruhan.

Predikat Sangat Terpuji: Interweave Building milik CIIT (Filipina)

Buensalido Architects

Gambar: Ed Simon

Di Filipina, CIIT – kampus yang mengkhususkan diri di bidang Seni dan Teknologi untuk murid-murid di dua tahun terakhir di masa sekolah menengah atas serta beberapa kelas di level pendidikan tinggi – memberikan fungsi baru bagi sebuah bangunan empat lantai tua untuk menjadi kampus baru yang memiliki daya tariknya sendiri. Sebuah proyek perbaikan berkelanjutan menjadi prioritas bagi pihak kampus.

Tim desain menjelaskan bagaimana ekterior kampus yang berongga difungsikan untuk melindungi bagunan sekolah dari hawa panas, sedangkan desainnya sendiri terinspirasi oleh nilai yang dipercaya oleh pihak sekolah serta identitas lokal.

“Tiga ide utama ditampilkan dalam suatu jukstaposisi di area fasad untuk mengekspresikan nilai-nilai yang dijunjungsekolah: keberlanjutan (sustainability), teknologi, dan identitas dari Filipina. Profil eksterior mengambil bentuk kanopi yang berpegang pada pusat bangunan layaknya pohon, memaknai sustainability. Keseluruhan “kulit luar” ini kemudian dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dengan pola yang mengingatkan kita pada chipboard pada umumnya – yang merupakan elemen otak dari setiap teknologi.

“Terakhir, pola anyaman dari suku adat Filipina diabstraksikan ke dalam bentuk geometris dengan warna yang amat cerah, menggambarkan identitas Filipina. Warna serta alur pola yang unik mewakili semangat perayaan dan ketahanan Filipina.”

Di dalam gedung, pusat kebugaran dapat ditemukan di lantai paling atas, dengan ruang kelas di lantai-lantai di bawahnya. Ruang serbaguna dapat ditemukan di lantai dua, bersama dengan area administratif, serta ruang rekreasi staff dan murid.

Sorotan dari finalis tahun 2021

Pusat Pembelajaran Murid Senior di Ravenswood School for Girls – BVN Architects (Australia)

Gambar: Tom Ferguson

Sekolah untuk Murid Perempuan Ravenswood terletak di Sydney, New South Wales, dan menawarkan fasilitas asrama bagi murid-muridnya. Pusat Pembelajaran Murid Senior (Senior Learning Centre) dibangun untuk memastikan lingkungan belajar yang lebih baik untuk murid-muridnya. Tim yang menangani proyek ini menjelaskan bagaimana sekolah dengan sengaja berupaya menyediakan area di dalam bangunan sekolah yang mampu memberikan perasaan nyaman seperti di rumah, di mana murid senior dapat menghabiskan waktunya untuk bersosialiasi dan belajar di luar jam sekolah.

Setiap ruang kelas didesain agar memberikan kesan mengalir dengan area kolaborasi. Semua meja dan kursi juga didesain agar dapat dipindahkan dengan mudah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar dan mengajar yang beragam. Ruang istirahat dan dapur yang luas juga dengan sengaja disandingkan agar murid senior mulai membiasakan diri dengan area belajar yang mirip dengan yang nanti akan mereka temui di universitas.

Perpustakaan Sekolah St. Mary's Calne – Woods Bagot (Britania Raya)

Gambar: Will Pryce dan Woods Bagot

Perusahaan arsitektur yang berbasis di Australia berada di belakang berdirinya perpustakaan dua lantai baru di St. Mary's Calne School di Inggris. Perpustakaan ini dirancang untuk menjadi jantung baru di sekolah, dan oleh sebab itu pula, seluruh staf dan murid diundang untuk terlibat dalam keputusan mengenai desain.

Lantai dasar sengaja didesain untuk mendorong dan memfasilitasi pembelajaran kelompok, sedangkan lantai dua memberikan murid ruang untuk belajar secara individual. Rak buku dibangun langsung ke dalam dinding untuk memaksimalkan ruang dan pencahayaan alami dipertimbangkan secara cermat untuk mengisi ruang dengan siang hari, dengan tetap membatasi sinar matahari langsung.

Taman Kanak-Kanak Dongguan – GOA (Group of Architects) (China)

Gambar: GOA

Arsitek yang merancang TK Dongguan di Cina perlu menemukan cara untuk memaksimalkan ruang dan akses ke cahaya alami di sebidang tanah yang dikelilingi oleh bangunan bertingkat tinggi. Solusi yang muncul kemudian adalah merancang bangunan berbentuk heksagonal, yang telah terbukti kerap berhasil memaksimalkan cahaya matahari. Bentuknya yang unik juga memberikan pengalaman tersendiri bagi anak-anak untuk menjelajah – termasuk koridor zigzag dan teras atap dengan ketinggian yang berbeda-beda.

Taman Kanak-Kanak Museum Hutan - Yunchao Xu/Atelier Apeiron/SZAD (China)

Gambar: Yunchao Xu

Berada di China, Kindergarten of Museum Forest ini sengaja didesain untuk dibangun terpisah dari blok bangunan lainnya untuk meminimalisir bunyi bising dari jalan di sekitarnya. Keuntungan lain dari tata ruang bangunan ini adalah desainnya yang menyerupai labirin, yang memberikan kesempatan menarik bagi murid-muridnya untuk bermain di seluruh bagian ruangan di siang hari, sebab cahaya dan bayangan dari bangunan TK ini akan terus berubah di sepanjang harinya mengikuti bentuk bangunan yang unik.

Taman Kanak-Kanak Kölängen – Sweco Architects AB (Swedia)

Gambar: Anders Bobert

Terinspirasi oleh pendekatan pendidikan Reggio Emilia, Taman Kanak-Kanak di Swedia ini memiliki denah lantai yang terbuka termasuk studio seni, panggung, serta area makan di dalamnya.

Membangun gedung sekolah yang sustainable adalah prioritas dalam proyek ini; hal ini tergambar dari kelengkapan panel surya di atapnya, serta fitur skylight untuk memastikan cahaya alami mampu memasuki ruangan. Bentuk dan tata letak bangunan juga dipertimbangkan dengan cermat agar jendela dapat selalu diposisikan untuk mencapai cahaya matahari yang optimal, juga untuk memastikan suhu di dalam ruangan yang nyaman.

Elemen penting lainnya bagi bangunan TK – yang dapat menampung 160 murid – adalah area belajar indoor dan outdoor yang terhubung. Hal ini dimungkinkan lewat adanya jendela besar serta rangka kayu untuk seluruh bangunan.

Thaden School: Gedung Reels – Marlon Blackwell Architects (Amerika Serikat)
Gedung Reels. Gambar: Timothy Hursley

Thaden School adalah sekolah menengah pertama dan atas yang menawarkan tiga program unggulan: pangan, roda, dan rol (meals, wheels, dan reels). Program meals berfokus pada biologi dan kimia lewat proyek-proyek penanaman serta pengelolaan bahan makanan, program wheels berfokus pada fisika dan mekanik salah satunya dengan pelajaran konstruksi sepeda, dan reels program berfokus pada komunikasi visual dan penyampaian cerita melalui film.

Gedung Reels yang menjadi finalis dalam penghargaan World Architecture Festival memiliki denah ruangan berbentuk “Y” untuk memaksimalkan masuknya cahaya di siang hari di ketiga area belajar yang memiliki ciri khas nya masing-masing. Seluruh ruang kelas dibangun untuk mendorong murid belajar di ruang kelas.

Lumbung Sepeda di Thaden School- Marlon Blackwell Architects

Lumbung Sepeda. Gambar: Timothy Hursley

Thaden School dengan Lumbung Sepedanya juga masuk ke dalam daftar finalis. Gedung serbaguna ini digunakan untuk olahraga, atletik, serta tempat penyimpanan sepeda. Bangunan ini memiliki aliran udara alami dan menggunakan pintu geser hingga seluruh ruangan dapat dibuka untuk menjadi area outdoor. Untuk lebih meksimal lagi mengoneksikan bangunan ke area outdoor, bangunan ini juga terintegrasi dengan jalur sepeda setempat agar murid dapat termotivasi untuk lebih aktif dan menghabiskan waktu di luar ruangan.

St George’s College, Weybridge – Scott Brownrigg architects (Britania Raya)

Gambar: Hundven-Clements Photography

Untuk memastikan pusat aktivitas yang baru dibangun ini menyatu dengan lingkungan sekitarnya, atap lengkung dengan desain gelombang semacam ini dipilih, yang merefleksikan dataran miring di bawahnya. Agar lebih lagi senada dengan alam sekitarnya, rangka kayu dibiarkan tetap terekspos. Aula olahraga utama di dalamnya memiliki fitur lantai yang dilengkapi dengan lampu LED yang dapat diprogram agar mampu mengakomodasi seluruh tipe lapangan olahraga, seperti basket dan netball, juga hoki dan sepak bola.

Sekolah Internasional United Lisbon – Elegant Group (Portugal)

Gambar: Elegant Group

Dalam menciptakan tampilan baru di Sekolah Internasional United Lisbon, para arsitek hanya dapat bekerja di bagian dalam bangunan, tanpa merubah bentuk luar dari bangunan yang sudah ada. Untuk mewujudkan tampilan segar dari ruang kelas, arena olahraga, kantor guru, serta ruangan serbaguna, berbagai elemen baru dengan sengaja ditambahkan ke dalam berbagai ruang yang sudah ada – hal ini terwujud, misalnya, dalam langit-langit yang terekspos sebagaimana di gambar.