Narasi foto: Ruang pembelajaran usia dini di Singapura

Dengan melonjaknya harga tanah, pembangunan prasekolah dan sekolah vertikal semakin banyak di seluruh dunia sebagai salah satu upaya para arsitek untuk memanfaatkan tanah yang tersedia.

Di dalam foto ini, kami melakukan perjalanan ke Singapura untuk melihat proyek desain yang memfasilitasi dua sekolah dengan lingkungan belajar serta area bermain yang tinggi di langit.

Dirancang oleh Bogle Architects, Early Learning Village merumahi Stamford American International School dan Australian International School (AIS), menyediakan fasilitas yang bisa menampung sampai 2100 orang mulai dari anak-anak yang diasuh setiap harinya di Day Care hingga Taman Kanak-kanak, termasuk 400 orang staf.

ELV 2

Profesor Emeritus Gary Moore dari Universitas Sydney merupakan Penasihat Desain Pendidikan dalam projek ini. Dia mengatakan bahwa dalam melayani dua sekolah tersebut, salah satu tantangannya adalah bagaimana membuat gedung besar itu menjadi ramah-anak serta memberikan kenyamanan dalam belajar.

“Salah satu cara yang kami lakukan adalah membuat bangunan menjadi serangkaian pod. Tidak seperti gedung apartemen monolitik pada umumnya, tetapi dengan serangkaian pod yang menonjol, menempel, dengan taman di antaranya, memiliki dinding hijau di setiap sisinya, serta jendela di berbagai permukaannya”

Dalam setiap pod terdapat klaster berisi empat ruang kelas sehingga menciptakan komunitas belajar kecil di dalam komunitas sekolah yang lebih besar. Di antara fasilitas di setiap klaster terdapat ruang bermain dan ruang penemuan yang mencakup peralatan bermain sensorik, dapur, serta pusat sumber daya mini.

Arsitek Ian Bogle berkata: “Tantangan di sini adalah bagaimana menciptakan ruangan alternatif berskala besar ini menjadi suatu ruangan ini terasa menyenangkan, akrab, dan, merangsang keingin-tahuan seperti penghuninya nanti (anak-anak). Atas dasar inilah kami menciptakan banyak ruangan yang menarik dan mengasyikkan.”

Selain ruang bermain di setiap klaster, terdapat juga area bermain komunal di berbagai tingkat bangunan.

Kampus dirancang untuk memaksimalkan cahaya matahari di ruang kelas dan ruang outdoor sambil tetap memberikan keteduhan. Kanopi dan blok bangunan dengan desain tumpang tindih menawarkan perlindungan ekstra.

Bagian penting dari desain ini adalah memastikan terdapat banyaknya ruang hijau dan tanaman hijau. ‘Hal ini merupakan bagian vital dalam kehidupan sehari-hari,’ Adam Patterson, Kepala Pendidikan Usia Dini di AIS mengatakan. “Dari dinding hidup yang hijau dengan bunga yang dikelilingi lebah hingga di ruang bermain bersama yang dapat ditemukan oleh anak-anak di setiap sudut, terdapat suatu hal yang sifatnya yang menarik dan menciptakan rasa ingin tahu. Anak-anak dan orang tua murid merasa kerasan dan tidak ingin pulang terburu-buru.

Terdapat juga ruangan tertutup untuk kegiatan olahraga dan pertunjukan. Terdapat pula ruang terbuka untuk kolam renang sepanjang 20 meter.

Bogle mengatakan bahwa hasil akhir dari proyek terobosan ini adalah sebuah bangunan “yang terasa intim dan dipersonalisasi, kompleks secara visual namun mudah terbaca, menyediakan lingkungan belajar yang kaya untuk murid, orang tua, dan staf.