Lima tips dari pimpinan sekolah tentang belajar di masa COVID

Meski efek pembatasan sosial bagi murid belum akan sepenuhnya dipahami dalam waktu dekat, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketertinggalan pembelajaran (learning loss) selama pandemi terutama akan dirasakan paling berdampak bagi murid dan sekolah yang kurang beruntung secara sosial ekonomi (Ikeda & Echazarra, 2021).

Peralihan ke model belajar di rumah mengharuskan para pimpinan sekolah dan guru untuk memanfaatkan jaringan mereka segencar mungkin demi menavigasi cara terbaik agar murid mereka tetap aman, bahagia, dan tetap memiliki rasa ingin tahu untuk belajar. Mengetahui apa saja yang berhasil dilakukan oleh para pendidik lain di komunitas mereka masing-masing akan membantu mendukung perencanaan skenario pembelajaran daring di masa depan.

Social Ventures Australia mengembangkan The Connection – jaringan pimpinan sekolah berkinerja tinggi. Bersama-sama, mereka bekerja di beberapa komunitas paling menantang di Australia, termasuk kebanyakan di antaranya komunitas yang mengalami jumlah kasus COVID-19 paling tinggi dan pembatasan sosial yang paling ketat. Semua pemimpin dalam jaringan secara aktif berkomitmen pada visi bersama mengenai pendidikan terbaik serta pencapaian sosial yang sukses bagi setiap murid – yang mendorong mereka untuk saling mendukung, berbagi, dan memanfaatkan ide di dan antara seluruh sekolah dan negara bagian.

Para pimpinan sekolah di The Connection yang sehari-harinya terjun langsung bekerja dengan mereka yang paling tidak beruntung secara sosial ekonomi melakukan refleksi mengenai apa saja yang telah terjadi di komunitas sekolah mereka sejak awal pandemi, dan memutuskan untuk berbagi wawasan serta pengalaman mereka dengan orang lain. Di artikel ini, kami menyusun lima rekomendasi teratas dari mereka.

1. Koneksi adalah kunci

    Manusia mendambakan koneksi. Murid yang memiliki rasa keterhubungan dengan sekolah yang lebih kuat cenderung lebih mampu menghargai pentingnya pendidikan dan memiliki aspirasi pendidikan yang lebih tinggi (Toledo Figueroa, 2021). Ketika disrpusi dan pembatasan sosial terjadi, tidak dapat dipungkiri bagaimana sulitnya memastikan sumber daya yang cukup untuk mempertahankan rasa terhubung dan kepemilikan, apalagi ketika di waktu yang bersamaan, guru juga mengalami peningkatan beban kerja.

    Sekolah One Connection di komunitas di wilayah pedesaan turut mengandalkan dukungan dari pemimpin keagamaan setempat untuk memelihara kontak dengan keluarga para murid. Bersama kepala sekolah, mereka menelepon tiap-tiap keluarga secara teratur, dan, dengan mempertimbangkan pembatasan jarak sosial, secara reguler berdiri di gerbang sekolah dan menunggu datangnya murid untuk mengambil paket tugas yang telah mereka kerjakan di rumah.

    Sekolah lain mendistribusikan perangkat elektronik selama minggu-minggu pertama (melalui penjemputan atau pengiriman ke rumah dengan cara yang aman-COVID) untuk terhubung dengan sebagian besar para murid dan keluarganya. Dukungan kepastian koneksi yang sederhana ini memberikan kesempatan untuk tertap terhubung dan menyatakan dukungan sekolah bagi murid dan keluarga mereka selama masa-masa yang tidak pasti.

    Koneksi bagi para pimpinan sekolah dinilai sama pentingnya. Menjadi kepala sekolah kerap digambarkan sebagai pekerjaan yang sepi – diperparah dengan masa pembatasan sosial yang membuat mustahil bagi mereka untuk secara fisik pergi ke sekolah – yang tentu tidak seharusnya terjadi. Kepala sekolah perlu merasa dikelilingi dan didukung oleh jaringan kolegial yang kuat. Para pimpinan sekolah di The Connection menghadiri sesi CaRE (Collaboration and Reflective Energisers/Energi Kolaborasi dan Reflektif) mingguan yang sifatnya opsional. Di sini, para pimpinan sekolah dapat berbicara tentang ide-ide yang ingin mereka bagikan, serta manfaat yang diharap dapat diperoleh dari perasaan terhubung dengan rekan tepercaya yang juga mengalami tantangan yang sama.

    2. Hargai pilihan dan sikap murid

      Di masa pandemi, bahkan murid termuda merasakan frustrasi yang terkait dengan ketidakmampuan menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang tua. Berbagai tinjauan mengidentifikasi pentingnya strategi untuk mendukung muris melakukan pekerjaan rumahnya secara mandiri. Di sekolah, murid dipersenjatai dengan beberapa strategi untuk mengembangkan sikap dan kemandirian, namun, di masa di mana murid perlu bertindak tanpa pengawasan guru membutuhkan lebih banyak lagi strategi; ketika menghadapi masalah ataupun tugas yang tidak dapat mereka selesaikan, termasuk untuk mengetahui kapan harus beralih ke tugas lain dan memastikan tetap terjaganya waktu belajar dengan efisien. Bukti yang lebih luas terkait metakognisi dan pengaturan diri menunjukkan bahwa murid dari latar belakang yang kurang beruntung sangat mungkin mendapat manfaat dari dukungan eksplisit untuk membantu mereka bekerja secara mandiri (Evidence for Learning, 2020), dan menunjukkan pentingnya sekolah The Connection.

      Komunitas ini memutar otak untuk mencari cara agar murid masih tetap mengalami rasa memiliki terhadap sekolah dan pembelajarannya tanpa berbagai perangkat pendukung sebagaimana yang tersedia bagi mereka di kelas. Menetapkan tugas yang singkat dan mampu berdiri sendiri dengan serangkaian instruksi eksplisit, disertai dengan penjelasan lewat video, meningkatkan tingkat keterlibatan dan kemampuan menyelesaikan tugas. Di beberapa sekolah, hingga 75 persen murid masih lebih suka mengakses tugas sekolah mereka melalui lembaran paket kerja. Memastikan bahwa paket kerja mencerminkan persis apa yang ditugaskan dalam pembelajaran daring memungkinkan murid untuk memilih dan beralih di antara dua modalitas pembelajaran.

      Sekolah juga melaporkan bagaimana beberapa murid sering merasa sulit untuk meminta bantuan atau bertanya tentang suatu hal di kelas daring, sehingga mereka menyiapkan ruang terpisah di mana murid dapat meminta bantuan dari guru untuk tugas tertentu secara pribadi. Murid memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara anonim sepanjang minggu di antara berbagai tugas yang diberikan untuk kemudian dibahas bersama melalui kuis per kelompok pada hari Jumat sore.

      3. Lakukan lebih sedikit untuk memperoleh lebih banyak – tidak semua harus dilakukan sekarang

        Dengan narasi yang kuat mengenai learning loss dan ketidakpastian mengenai apakah asesmen dan ujian standar akan tetap dilakukan, tidak mengherankan jika para pendidik merasa di bawah tekanan untuk memaksimalkan pembelajaran murid dari rumah. Namun, tanpa kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama teman sebaya, kurangnya umpan balik individual, dan hilangnya kompetensi karena tidak memahami atau tidak mampu menyelesaikan tugas tanpa dukungan, justru akan mengakibatkan rendahnya motivasi murid (Stringer, 2020).

        Pemimpin The Connection yang berpengalaman menyimpulkan bahwa – demi kepentingan staf, orang tua, dan murid – di masa seperti ini, melakukan lebih sedikit hal justru akan membawa hasil yang lebih banyak. Murid akan memperoleh kepercayaan diri dengan memecah tugas-tugas yang menantang menjadi bagian-bagian kecil yang masuk akal. Orang tua, yang kerap menghadapi tantangan kompleksnya sendiri, juga memberikan umpan balik tentang bagaimana tugas yang lebih sederhana dan lebih eksplisit justru akan semakin besar mendorong murid untuk terlibat dalam pembelajaran.

        Keterlibatan dan kesejahteraan murid juga diprioritaskan di atas penyelesaian tugas, dengan beberapa sekolah mendedikasikan beberapa saat setiap harinya atau satu minggu penuh untuk melakukan kegiatan kreatif atau fisik yang seluruhnya dirancang untuk mempromosikan kesehatan mental yang baik.

        4. Cari Peluang

          Membawa dan mengadaptasi praktik pedagogis antar sekolah bukanlah hal yang mudah. Guru tidak selalu memiliki waktu atau kapasitas yang cukup untuk menerima informasi baru, belum lagi lingkungan yang aman secara psikologis yang diperlukan untuk menerima pembelajaran baru semacam ini.

          Sekolah One Connection memanfaatkan periode pembatasan sosial ini untuk mengembangkan dua strategi untuk seluruh sekolah: membangun fondasi bukti dan penelitian yang lebih kuat untuk menginformasikan praktik pengajaran dan pembelajaran; serta observasi reflektif. Menggunakan perangkat daring, mereka membangun komunitas pembelajaran profesional untuk meninjau dan berbagi penelitian. Dengan tambahan waktu non-tatap-muka, guru dapat berinvestasi membaca bacaan profesional, dan tercatat bagaimana partisipasi guru juga meningkat pesat dengan adanya “perlindungan” dari relasi antar layar semacam ini. Tim pimpinan sekolah melaporkan belum pernah melihat staf mereka begitu terlibat dalam materi ajarnya masing-masing.

          Selain itu, sekolah juga mencoba meluncurkan proses observasi untuk mendorong refleksi pedagogi. Dalam lingkungan pembelajaran daring, sebagian besar guru dari berbagai tingkatan kelas ajar menciptakan aset materi belajar mandiri yang mereka bagikan di antara tim pengajar untuk mendukung pembelajaran murid. Secara kebetulan, hal ini membuat guru perlu merekam diri mereka sendiri, menonton videonya kembali, dan terlibat dalam percakapan reflektif tentang pelajaran dengan tim mereka – suatu perilaku yang memang selalu ingin dicapai oleh pihak sekolah melalui observasi kelas.

          Murid dari latar belakang budaya dan bahasa yang beragam (CALD – culturally and linguistically diverse) diidentifikasi sangat berisiko mengalami learning loss akibat periode belajar dari rumah (Brown et al., 2020). Sebuah sekolah di Sydney bagian barat telah membingkai ulang keterlibatan mereka dengan keluarga CALD melalui pengembangan kerangka percakapan pembelajaran sebelum COVID melanda. Berbeda dengan perasaan terpisah dengan proses belajar dan learning loss, sekolah memanfaatkan investasi yang diberikan oleh setiap orang tua dalam membantu tugas sekolah anak mereka selama pembelajaran di rumah dan membangun proses ini ke dalam suatu kerangka percakapan. Dengan membingkai ulang hubungan antara orang tua, guru, dan murid sebagai pemilik bersama dari materi belajar, terlepas dari latar belakang bahasa mereka, terjadi peningkatan yang mengesankan terkait partisipasi dalam percakapan mengenai perkembangan belajar anak dari 50 persen menjadi 97 persen di seluruh sekolah.

          5. Manfaatkan sumber daya secara kreatif

            Beberapa sekolah dalam jaringan ini menemukan cara untuk menggunakan sumber daya mereka secara kreatif, dengan memastikan keterlibatan semua staf agar memungkinkan pembelajaran daring dan pembelajaran di tempat terjadi. Melibatkan pengorganisasian staf pendukung untuk memastikan sejumlah kecil staf agar setiap kalinya berinteraksi secara langsung dengan murid di tempat (sekolah), untuk mendukung pembelajaran mereka. Metode ini juga membebaskan guru untuk terus menerus berkutat dengan pembelajaran daring, juga sebaliknya. Memungkinkan mereka untuk mengajar dan responsif terhadap kebutuhan murid baik di kelas daring ataupun luring.

            Selain pengaturan di atas, sekolah juga memanfaatkan kondisi ini untuk membuat perencanaan tim dan membuat skema kerja yang lebih fleksibel untuk satu tahun penuh, dengan guru yang mampu beradaptasi untuk melakukan individualisasi dengan pilihan kelas daring untuk mendukung kebutuhan murid yang tentu saling berbeda. Salah satu sekolah bahkan sampai melakukan perencanaan mengajar lintas-sekolah serta menetapkan tema untuk seluruh sekolah. Hal ini memungkinkan murid dengan saudara yang di berada satu sekolah untuk menebak topik besar yang dicanangkan oleh sekolah, dengan banyaknya titik kontak tema yang mereka temui selama beberapa minggu.

            Beberapa pembelajaran

            Sepanjang hidup, kita dengan cepat belajar bagaimana beradaptasi di dunia yang kerap membawa serta hal baru, maka penting untuk terus berupaya memahami dan membagi pembelajaran di sepanjang jalannya. Membaca pengalaman para pimpinan sekolah di The Connection, ingatlah:

            • Jangkau orang lain untuk mendapatkan dukungan dan suarakanlah beban yang Anda rasakan
            • Temukan cara untuk memberdayakan murid agar tetap memiliki suara dan pilihannya sendiri
            • Tidak semua hal harus terjadi sekarang
            • Carilah hal positif – inisiatif apa yang mungkin dapat Anda percepat realisasinya?
            • Gunakan semua sumber daya sekolah Anda secara kreatif untuk terus beradaptasi

            Namun yang terpenting, merawat diri sendiri adalah cara terbaik untuk merawat orang-orang di sekitar Anda.

            Jika Anda ingin informasi lebih lanjut tentang The Connection, silakan kirim email Anda ke: theconnection@socialventures.com.au

            Referensi

            Brown, N., Te Riele, K., Shelley, B., & Woodroffe, J. (2020). Learning at home during COVID-19: Effects on vulnerable young Australians. Independent rapid response report. University of Tasmania, Peter Underwood Centre for Educational Attainment. http://www.wscf.org.au/wp-content/uploads/2020/06/Learning-at-home-during-COVID-19-Effects-on-vulnerable-young-Australians.pdf (PDF, 4.6MB)

            Evidence for Learning. (2020). Remote Learning: A Commentary on the Education Endowment Foundation’s Rapid Evidence Assessment. https://evidenceforlearning.org.au/assets/COVID-19-Home-supported-learning/E4L-Commentary-on-the-EEF-Review-FINAL.pdf (PDF, 225KB)

            Ikeda, M., & Echazarra, A. (2021). How socio-economics plays into students learning on their own: Clues to COVID-19 learning losses. PISA in Focus, No. 114. OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/2417eaa1-en

            Stringer, H. (2020, October 13). Zoom school’s mental health toll on kids. American Psychological Association. https://www.apa.org/news/apa/2020/online-learning-mental-health

            Toledo Figueroa, D. (2021, September 24). Strengthening student resilience during COVID through behavioural insight. OECD Education and Skills Today. https://oecdedutoday.com/strengthening-student-resilience-covid-behavioural-insights/

            Pikirkanlah tentang pengalaman Anda di sekolah selama 18 bulan terakhir, apa saja yang berhasil dan apa saja tantangannya?

            Dengan kolega, atau sekelompok kolega, lihatlah lima rekomendasi yang tertulis di artikel ini dan pilih satu untuk menjadi fokus. Dapatkah Anda mengusahakan hal serupa di sekolah Anda sendiri? Apakah ada elemen dari rekomendasi di atas yang sudah pernah Anda lakukan, atau yang mungkin berkaitan dengan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah Anda?