Wawancara pekerjaan – menghadapi penolakan

Setelah menginvestasikan banyak waktu untuk melamar pekerjaan atau berupaya mendapatkan promosi jabatan, kegagalan tentu dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri dan membuat Anda enggan untuk kembali mencoba. Dalam artikel kiriman pembaca ini, Dr Poppy Gibson dan Dr Robert Morgan dari Inggris berbagi tiga langkah untuk tetap maju setelah menjadi kandidat yang gagal dalam mendapatkan pekerjaan mengajar ataupun promosi jabatan.

Mencari kesempatan yang lebih besar dengan melamar pekerjaan mengajar baru, posisi baru, atau promosi di tempat kerja membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri. Pencarian pekerjaan adalah proses dinamis yang melibatkan beberapa langkah pengaturan diri.

Proses menunggu apakah Anda terpilih untuk suatu posisi tentu membutuhkan kesabaran. Menghadiri wawancara bisa menjasi sangat menegangkan dan melelahkan, belum lagi memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan dalam wawancara. Kita tentu juga membutuhkan waktu untuk menyiapkan presentasi, memimpin diskusi kelompok terfokus, atau bahkan merencanakan pakaian yang sempurna untuk wawancara.

Tetapi bagaimana ketika seluruh usaha ini berakhir sia-sia, ketika Anda dihubungi untuk sekadar diberitahu bahwa Anda 'gagal'? Berikut beberapa langkah untuk tetap termotivasi dan terus melihat ke depan setelah menghadapi penolakan:

  1. Minta umpan balik
  2. Lakukan refleksi dan penilaian ulang
  3. Tetap fokus dan buat rencana

Tetap melakukan yang terbaik

Sebelum melakukan tiga langkah lebih rinci di atas, kami ingin mengingatkan untuk menekankan kalimat ini kepada diri Anda sendiri setelah mengalami penolakan wawancara: “tidak ada yang salah dari diri saya”.

Profesor Steve Peters dalam bukunya yang dipublikasi di tahun 2011, The Chimp Paradox membahas bagaimana seseorang dapat membuat keputusan kehidupan yang lebih baik dengan menyeimbangkan dua area otak, frontal dan limbik (yang ia sebut secara berurutan, otak manusia dan simpanse). Kami menyarankan Anda untuk menggunakan contoh dialog antara dua otak yang dicontohkan oleh Peter untuk mengatasi penolakan dalam wawancara pekerjaan.

Otak manusia mendasarkan kepercayaan diri, dalam skenario tertentu, untuk melakukan yang terbaik agar mencapai tingkat pencapaian yang memungkinkan individu untuk secara realistis menghadapi konsekuensinya. Di sisi lain, otak simpanse percaya bahwa keberhasilan adalah sesuatu yang memang harus dicapai dan tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi kondisi sebaliknya.

Secara sederhana dapat dimengerti sebagai berikut: “…dua mode kepercayaan diri adalah: mendasarkan kepercayaan diri Anda pada keyakinan atas kemampuan yang Anda miliki, atau mendasarkannya pada usaha terbaik yang dapat Anda lakukan' (Peters, 2011, h. 321).

Oleh karena itu, ketika Anda mempersiapkan wawancara kerja, fokus Anda sebaiknya didasarkan pada kemampuan untuk melakukan yang terbaik pada saat itu, dibandingkan pada fokus untuk mencapai yang secara umum. Peters berpendapat bahwa perbedaan halus ini akan membantu Anda untuk mengatasi konsekuensi dari berbagai hal yang Anda lakukan, yang dalam hubungannya dengan artikel ini, adalah penolakan setelah melakukan wawancara pekerjaan.

Memiliki kepercayaan diri untuk melakukan yang terbaik, secara alami harus didasarkan pada persiapan yang ideal. Anda perlu mempertimbangkan secara serius mengapa Anda ingin bekerja di sekolah tertentu atau mendapatkan posisi tertentu; Anda juga perlu melakukan penelitian pra-wawancara; Anda perlu mempersiapkan wawancara dengan berlatih atau membaca tentang teknik dan etika wawancara. Anda tidak bisa begitu saja melakukannya tanpa persiapan!

Ketika Anda telah siap untuk melakukan wawancara, otak manusia Anda akan memungkinkan Anda menghadapi konsekuensi dengan jauh lebih rasional, serta profesional, dibandingkan rasa yang hanya mampu dicerna oleh otak simpanse Ansa. Sekarang, kembali ke tiga langkah untuk mengatasi penolakan pekerjaan:

1. Mintalah umpan balik

    Umpan balik yang kita terima dapat memengaruhi perilaku kita selanjutnya. Umpan balik yang sifatnya negatif, atau pengalaman negatif misalnya respons yang lambat dari perusahaan atau bahkan tidak adanya umpan balik, memang dapat membuat kita enggan untuk mencoba lagi. Umpan balik positif, bahkan di saat kita tidak berhasil dapat pekerjaannya atau promosi, tidak akan membawa efek yang akan merusak kepercayaan serta kemampuan diri; pada akhirnya, jangan pernah takut untuk meminta umpan balik, namun juga jangan terlalu keras pada diri sendiri jika umpan balik yang Anda dapatkan tidak dapat benar-benar membantu atau jelas untuk dipahami.

    2. Lakukan refleksi dan penilaian ulang

      Ketika melihat kembali buah dari hasil upaya kita, tanyakan kepada diri Anda, “Seberapa besar saya menginginkan posisi itu? Seberapa sakit yang akan saya rasakan jika tidak berhasil?” Apakah posisi itu benar-benar sesuatu yang Anda mimpikan ataukah Anda diam-diam lega karena terhindar dari beban kerja ekstra dan jam kerja yang lebih lama?

      Terkadang, ketidakberhasilan mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan Anda adalah hal yang lebih baik dibanding mendapatkannya. Setiap perusahaan memiliki kriteria yang mereka tetapkan untuk dipenuhi oleh kandidat yang cocok. Anda mungkin merasa sedih sebab Anda tidak dapat memenuhi kriteria tersebut, tetapi bisa jadi kriteria tersebut memang tidak akan menguntungkan Anda ke depannya. Mungkin memang ada terlalu banyak hal yang diharapkan dari kandidat!

      Renungkanlah proses aplikasi dan wawancara Anda. Apakah Anda telah bersikap profesional dan antusias di sepanjang prosesnya?

      Apakah Anda mendasarkan kepercayaan diri Anda dari proses tersebut untuk ataukah Anda memang merasa kurang melakukan ersiapan? Dengan kata lain, apakah Anda belum melakukan yang terbaik dan hal inilah yang lalu sulit Anda terima.

      Terkadang umpan balik wawancara dapat membantu kita memahami kembali segala persiapan kita yang telah kita lakukan, dan ke depannya akan berguna dalam membantu kita memahami dan memperbaiki kekurangan dalam pengetahuan, keterampilan, dan profesionalisme selama proses melamar pekerjaan.

      3. Tetap fokus dan buat rencana

        Meskipun kekecewaan pada awalnya mungkin membuat Anda merasa tidak ingin melamar pekerjaan lagi, tentu ada baiknya jika Anda dapat melihat dari perspektif yang baru.

        Jika Anda nyatanya belum melakukan yang terbaik sebab kurangnya persiapan, maka tentu hal ini daat menjadi titik awal untuk direnungkan. Namun, jika Anda merasa telah melakukan yang terbaik dan umpan balik dari panel wawancara nyatanya menyoroti kelemahan yang perlu Anda diperbaiki, lihatlah hal ini sebagai saran gratis dan kesempatan untuk belajar. Anda perlu membuat rencana untuk tetap termotivasi dan terfokus untuk secara realistis memahami keahlian dan pengalaman yang Anda miliki agar dapat menemukan pekerjaan yang sesuai untuk Anda.

        Beberapa saran terakhir

        Sebagai penutup, kita bisa mengatakan “ada banyak ikan di laut”, dan akan ada lebih banyak lagi pintu yang dapat Anda buka serta peluang lain untuk Anda jelajahi.

        Mungkin penolakan ini terjadi karena suatu alasan yang belum kita mengerti dan terdapat sesuatu yang lebih baik di depan yang sedang menunggu Anda? Percaya atau tidak, hal terpenting adalah menggunakan kesempatan yang ada untuk merenung dan memfokuskan kembali tujuan Anda, serta mengingatkan diri sendiri bahwa Anda layak dan berharga.

        Jika suatu sekolah belum dapat melihat potensi Anda, akan selalu ada sekolah lain yang lebih cocok untuk Anda. Jika Anda belum mendapatkan promosi, mintalah umpan balik, dan putuskan apakah Anda ingin mencoba lagi.

        Dasar dari semua saran ini nyatanya adalah pertanyaan untuk hati Anda – Apakah saya telah melakukan yang terbaik saat wawancara? Terkadang hanya itulah penghiburan yang Anda butuhkan. Mungkin sesederhana bahwa Anda masih belum menemukan sekolah yang cocok untuk mendapatkan Anda sebagai karyawan.

        Referensi

        Peters, S. (2011). The Chimp Paradox. Vermilion.

        Jika saat ini Anda mencari posisi baru dalam pekerjaan, pikirkanlah langkah-langkah yang telah Anda ambil untuk mempersiapkan wawancara. Sudahkah Anda mempertimbangkan dengan cermat mengapa Anda ingin bekerja di sekolah atau posisi tertentu? Sudahkah Anda terlibat dalam penelitian tentang posisi tersebut, sekolah yang Anda tuju, serta teknik wawancara secara umum? Apa saja yang dapat diperbaiki dari seluruh persiapan yang sedang Anda lakukan?

        Sebagai kepala sekolah, renungkanlah jenis umpan balik yang pernah Anda berikan kepada kandidat yang gagal dalam lamaran pekerjaannya di sekolah Anda. Apakah Anda yakin telah memberikan umpan balik yang berkualitas yang memungkinkan kandidat tersebut memanfaatkannya dengan cara yang produktif?