Lima kualitas yang dimiliki guru hebat

Peran guru dalam membantu anak muda menemukan jati dirinya dan dunia luar – serta bagaimana mereka bisa menentukan dunianya sendiri – adalah alasan mengapa profesi mengajar merupakan pekerjaan paling penting di dunia. Mengajar juga merupakan pekerjaan paling penting untuk kemajuan dunia.

Tidak ada pekerjaan lain yang menawarkan beragam cara untuk membantu orang lain belajar dan tumbuh pada usia tumbuh kembangnya dan mengambil tanggung jawabnya untuk dirinya sendiri. Sebagai seorang siswa dan juga guru, hingga posisi saya sekarang sebagai CEO dari ACARA (Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority), saya cukup beruntung bertemu banyak guru yang hebat – lalu, apa yang membuat seorang guru hebat?

Berikut adalah lima aspek pengajaran yang hebat baik sekarang atau nanti di masa mendatang. Tidak berdasarkan urutan tertentu. Aspek-aspek di bawah ini tidak mencerminkan ‘kerangka’ apapun. Kelimanya hanyalah daftar yang saya susun. Bisa jadi Anda punya daftar berbeda.

Terbuka untuk terus belajar dan perbaikan diri

Guru yang hebat akan selalu berusaha sebisa mungkin menjadi guru terbaik. Mereka terbuka untuk belajar, bercita-cita untuk maju, dan terus-menerus mencari cara untuk memperbaiki praktik mengajarnya. Mereka menjalankan pengembangan profesional secara sungguh-sungguh, mengevaluasi pengalaman yang didapat, dan memberi masukan apakah pengembangan profesional tersebut akan membawa mereka untuk mengubah cara mengajar demi kepentingan siswanya.

Menciptakan struktur lingkungan belajar yang bermartabat

Seorang guru yang baik sudah pasti dihargai. Ketika saya masih dididik untuk menjadi guru, pada saat akhir ujian praktik pertama saya, dekan di sekolah saya berkomentar: “Ada dua tipe guru: populer dan yang berhasil. Kamu termasuk yang populer.” Duh!

Tentu saja, beliau tidak bermaksud kalau guru yang baik pastinya tidak populer. Beliau sendiri termasuk yang sangat dikagumi siswanya, tetapi beliau tidak pernah mengakui hal tersebut. Poin yang coba beliau sampaikan adalah hubungan yang terjalin antara saya dan siswa pada dasarnya adalah hubungan profesional, dan bahwasanya ukuran seorang guru yang baik dilihat dari proses belajar mengajar yang terjadi.

Pengajaran yang baik tidak bergantung pada kompatibilitas atau preferensi, selayaknya persahabatan, dan hubungan ini bukan merupakan hubungan dengan dukungan timbal balik. Hal ini merupakan dasar dari, dan dasar dari pemikiran untuk, standar profesionalitas dan juga basis perihal praktik etis terkait dengan cara seorang guru memperlakukan murid mereka.

Bukan berarti mengajar tidak bersifat personal. Mengajar tidak sebatas menularkan ilmu pengetahuan, malah justru berperan dalam proses bertumbuhnya seorang siswa secara utuh sebagai manusia.

Mengajar sudah pasti berarti membina hubungan baik dengan siswa. Namun, hubungan baik tersebut harus berlandaskan kepercayaan, kepiawaian dan rasa hormat, kemampuan untuk bertindak adil, bisa diandalkan, menepati janji, mampu menganjurkan struktur dan konsistensi dalam mempersiapkan lingkungan kelas saat pelajaran berlangsung.

Seringkali realita yang terjadi di ruang kelas dan sekolah tampak jauh dari visi pengajaran yang diidam-idamkan. Anak-anak bersuara gaduh, Jumat sore yang tidak menentu, perundungan, berhadapan dengan orang tua siswa yang terlalu menuntut atau justru cenderung pasif – semua hal ini mungkin terjadi dan menjadi tantangan tersendiri bagi setiap guru. Mengajar merupakan profesi yang menantang.

Namun, seperti yang diketahui oleh banyak guru, bahwa melalui suatu pengalaman dan tidak sekedar pernah mengalaminya, seorang guru mampu menemukan cara untuk berhubungan dengan siswanya secara profesional, yang mana berarti kebutuhan siswa sebagai pelajar menjadi hal yang terpenting.

Subyek pengetahuan dan minat

Banyak diantara kita saat memilih menjadi guru karena terinspirasi dari guru-guru hebat kita di sekolah – sosok yang menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan intelektual dan personal kita melalui cara beliau mengajar. Utamanya, pengetahuan mendalam mereka dan minatnya akan mata pelajaran yang diajarkanlah yang menginspirasi.

Saya memiliki sejumlah guru, namun ada satu yang paling berkesan. Namanya Kevin Garitty dan beliau adalah guru matematika SMA saya. Beliau sedikit eksentrik dan akan mengambil kesempatan apapun yang ia punya untuk membantu siswanya memahami bagaimana matematika dapat diaplikasikan terhadap pemahaman kami mengenai dunia. Beliau akan memberikan soal kalkulus yang rumit, dan selagi beliau berkeliling ruang kelas, ia sering mengarahkan kipas angin di atas kepala kami. Suatu hari, saya bertanya kepada beliau, “Pak, apa yang sedang Bapak lakukan?” Lalu beliau menjawab, “Saya sedang memantik rasa ingin tahumu!”.

‘Memantik rasa ingin tahu’ adalah ringkasan terbaik yang pernah saya dengar mengenai peran mengajar.

Pertanyaan menginspirasi dan memantik rasa ingin tahu

Seorang guru yang hebat memiliki kemampuan untuk menginspirasi siswanya untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan, tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan yang siswa lontarkan. Peran guru dalam hal mengantarkan siswa ke gerbang ilmu pengetahuan adalah dengan tidak memuaskan keinginannya terhadap ilmu, tetapi dengan melakukan sebaliknya: yakni membuat siswa lebih lapar dan haus akan lebih banyak ilmu – mencari lebih banyak wawasan, keahlian, dan pemahaman.

Pelajaran yang baik akan diakhiri dengan siswa yang menyadari ia telah mempelajari sesuatu, namun pelajaran yang hebat akan diakhiri dengan siswa yang merasa tidak puas dengan apa yang baru ia pelajari, siswa ingin belajar lebih dari apa yang sudah dipelajari, dan mengajukan lebih banyak pertanyaan. Itu yang dinamakan pelajaran yang hebat.

Biasanya pertanyaan yang muncul berkembang mencakup area peminatan yang lebih luas. Yang mana mengantarkan ke aspek kelima yang dimiliki sosok guru hebat.

Paham tujuan pendidikan yang lebih luas

Dokumen kurikulum pertama yang ditemukan adalah tulisan berisikan dua kata di dinding kuil Apollo at Delphi yang berlokasi di Yunani. Dua kata tersebut bertuliskan, ‘Kenali dirimu sendiri’. Kenali dirimu sendiri dan pelajari pribadi lain dengan menyeluruh dan jujur, agar kamu menjadi bijaksana – ini merupakan hasil tertinggi dari pendidikan yang berhasil.

Mengembangkan komitmen yang bijak, jujur, penuh arti, dan diliputi rasa hormat dalam diri siswa serta berniat merangkul keprihatinan yang sama yang dimiliki suatu komunitas, ini adalah tujuan profesi guru yang lebih luas: untuk membantu anak muda untuk mengenali dirinya masing-masing dan kekuatan yang mereka punya untuk mengubah dunia.

Saat guru melakukan hal-hal di atas dengan baik, perbincangan dengan siswanya mengenai ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia akan tumbuh dari pemikiran kritis dan kreatif para pelajar dari generasi penerus yang memahami bahwa mereka memiliki akal pikir dan mereka bisa memanfaatkannya secara bertanggung jawab untuk kebaikan bersama.

Apa yang kamu anggap kualitas dan karakteristik yang menjadikan seorang guru hebat? Bandingkan pendapatmu dengan kolegamu. Apakah muncul bahasan dan topik yang sama? Bagaimana kualitas tersebut mempengaruhi praktik mengajar dan tujuan profesionalmu?