Menciptakan tampilan ruang kelas yang efektif – apa yang dikatakan penelitian?

Walaupun guru jarang bisa memilih ruang belajar yang mereka inginkan, sebenarnya terdapat peluang untuk memaksimalkan seluruh bagian yang membangun ruangan tersebut misalnya dinding, pintu, plafon, dan lantai untuk memajang hasil kreasi murid serta topik yang akan diajarkan sepanjang tahun.

Berbicara tentang menghias ruangan kelas, seberapa banyak hal yang bisa dipasang sebelum masuk ke dalam kategori berlebihan? Adakah area yang sebaiknya dihindari untuk menempatkan suatu pajangan? Di sini kami berbincang dengan Profesor Peter Barrett tentang cara terbaik memanfaatkan tampilan ruang kelas untuk meningkatkan pembelajaran murid.

Penelitian Profesor Peter Barrett tentang hubungan antara desain fisik sekolah dengan kemajuan akademis murid yang telah ia tekuni selama bertahun-tahun. Beliau juga telah menerbitkan studi berjudul Clever Classrooms pada tahun 2015; yang menjadi fokus episode podcast Research Files majalah Teacher segera setelah dirilis. Studi tersebut memberi penilaian terhadap 153 ruang kelas sekolah dasar berdasarkan karakteristik fisik mereka. Studi ini menemukan bahwa lingkungan fisik kelas dapat menjelaskan bagaimana interior lingkungan kelas mempengaruhi hingga setidaknya 16 persen peningkatan dalam proses pembelajaran di sekolah.

"Studi ini merupakan salah satu yang pertama, jika bukan pionir, yang mengangkat tentang pengaruh desain ruang kelas kepada proses pembelajaran,” jelas Barrett pada Teacher. “Sejak saat itu, kami telah melaksanakan serangkaian proyek kecil yang berkaitan dengan implementasi praktis dari hasil penelitian."

Hindari memadati ruangan, namun pastikan ruangan tidak terlalu kosong

“Jika ruangan terlalu penuh dengan pajangan, hasil empiris kami menemukan akan membuat murid tidak fokus dalam proses belajarnya. Sebaliknya, jika dinding terlalu kosong maka akan mengurangi stimulus pembelajaran,” jelas Barrett.

“Seluruh hal sebaiknya dilakukan dengan seimbang; jika memang berniat menutupi dinding hingga 80%, maka harus dengan tampilan yang lebih “tenang”, atau membatasi jumlah pajangan yang “ramai” sampai 50% saja. Persentase tersebut adalah jumlah “aman” yang optimal untuk membantu proses belajar.

Kerap kali tim riset Barret menemukan kelas yang menutup jendelanya dengan pajangan. Meski bisa jadi hal ini terlihat bagus, namun pajangan sebaiknya tidak menghalangi cahaya alami yang mampu menerangi sebuah ruangan.

“Secara teoritis, jika memang kalas memiliki jendela yang sangat besar yang masih akan memberikan cukup banyak cahaya alami jika sebagiannya tertutup pajangan, namun pada sebagian besar kasus cahaya alami tentunya tetap menjadi prioritas. Hal ini kami sebutkan sebab riset juga menemukan bahwa karena cahaya matahari adalah faktor terbesar penentu meningkatnya respon positif dalam proses pembelajaran,” katanya.

Inovatif dalam ruang kelas

Sebagai peneliti, Barrett telah melihat banyak contoh pajangan dinding yang inovatif di ruang kelas. Menurutnya, salah satu cara paling ampuh untuk menjadi inovatif dengan tampilan ruang kelas adalah dengan membuat konsep pajangan yang mampu memperlihatkan karya yang sifatnya menyeluruh dibandingkan dengan per-satuan. Ia memberi contoh misalnya, dengan menampilkan proyek bersama (dalam satu topik besar) yang terdiri dari hasil karya masing-masing individual.

“Di sekolah dasar dulu, saya mendapat proyek bersama di mana kami semua (murid) mendapat tugas untuk membuat gambar/bentuk gedung dari bahan linoleum yang ketika digabungkan dengan hasil karya murid lainnya membentuk satu kota lengkap dengan jalannya, yang dapat kami manfaatkan untuk mempelajari tentang sejarah lokal serta industri di kota kami,” ingat Barrett. Pajangan nyatanya, dapat dikembangkan sedemikian rupa untuk dapat memberikan dampak yang lebih dalam bagi yang melihatnya. Secara pribadi, saya ingat merasakan semacam rasa bangga atas pencapaian kolektif yang kami sekelas lakukan bersama.

Salah satu cara lain yang bisa dilakukan adalah memajang hasil karya murid di luar kelas. Beberapa sekolah mulai menempatkan pajangan semacam ini di luar pintu masuk kelas untuk membantu memberikan rasa memiliki serta orientasi murid sejak sebelum memasuki ruang kelas.

Dengan awal tahun ajaran yang telah hampir dimulai, mulailah menentukan pilihan jenis pajangan yang cocok dengan tema yang ingin Anda angkat tahun ini. Salah satu ide yang bisa Anda lakukan misalnya, sejak awal tahun ajaran mengajak murid untuk secara aktif berkontribusi dalam personalisasi ruangan kelas.

Seiring berjalannya waktu akan terdapat kebutuhan untuk menjaga materi tetap baru dan relevan. Akan sangat baik jika murid diberi kesempatan untuk secara bergantian memberikan hasil karyanya untuk memungkinkan lebih banyak kesempatan bagi setiap murid mendapatkan semangat dan rasa penghargaan atas kerjanya sendiri. Dengan cara ini, resiko dinding menjadi terlalu padat dapat dihindari dan penggunaan ruang belajar yang efektif dapat terus dilakukan.

Nantikan materi selanjutnya, minggu depan kita berdiskusi dengan Barrett mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara memajang materi yang dibuat oleh guru dan yang dibuat oleh murid.

Referensi dan bacaan lebih lanjut

Barret, P., Davies, F., Zhang, Y., Barrett, L. (2015). The impact of classroom design on pupils' learning: Final results of a holistic, multi-level analysis. Building and Environment, Vol. 89. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2015.02.013

Clever Classrooms website – di sini, Anda dapat mengeksplorasi hasil kerja Barrett dan koleganya mengenai lingkungan fisik ruang kelas.

Saat Anda menyiapkan ruang kelas, pertimbangkan beberapa aspek tampilan yang berasal dari penelitian Peter Barrett dalam kaitannya dengan rasa kepemilikan murid.

Pernahkah Anda mempertimbangkan untuk menempatkan pajangan dinding di luar kelas dengan fokus di area pintu masuk? Bagaimana cara Anda memastikan setiap murid memiliki kesempatan untuk menampilkan karyanya?