Menjadikan pelajaran lebih aktif secara fisik

Menerapkan aktivitas fisik dalam pelajaran telah menunjukkan dampak positif terhadap keterlibatan siswa dan pendidikan mereka, demikian sebuah tinjauan sistematis menyimpulkan.

Riset tersebut, Pelajaran sekolah yang aktif secara fisik dan pengaruhnya terhadap tingkat kegiatan fisik, pendidikan, kesehatan, dan kecerdasan siswa: sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis meninjau 42 studi, yang mayoritas berfokus kepada latar pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar.

Emma Norris, yang merupakan Peneliti Utama di Centre for Behaviour Change di University College London, berkata, tinjauan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang aktif secara fisik mengarah kepada meningkatnya kegiatan fisik di luar kelas, juga meningkatnya perilaku positif siswa.

“Tidak ada ruginya bila Anda menambahkan aktivitas fisik dalam pelajaran Anda,” ujarnya kepada Teacher. “Contohnya adalah dengan menyertakan kegiatan olahraga jumping jacks sewaktu melafalkan tabel perkalian, atau menggunakan gerakan badan untuk menunjukkan apakah suatu jawaban itu benar atau salah.”

Pengaruh positif dari pelajaran yang aktif

Di seluruh 42 studi yang disertakan dalam tinjauan sistematis ini, penerapan unsur olahraga dalam pelajaran berkisar dari sesi sesekali, hingga periode implementasi selama tiga tahun. Hasil dalam bentuk kegiatan fisik dinilai dalam 24 studi, dan hasil dalam bentuk edukasional (pencapaian akademis) dinilai dalam 36 studi.

“Pengaruh yang sangat besar dan signifikan ditemukan dalam kegiatan fisik siswa dalam pelajaran, serta pengaruh yang lebih kecil namun juga signifikan, dalam kegiatan selama sehari bersekolah dan setelahnya,” kata Norris. “Hal ini penting karena kita bisa melihat bahwa meningkatkan kegiatan anak melalui pelajaran yang mengandung unsur olahraga, ternyata tidak membuat mereka mengurangi aktivitas mereka setelahnya pada hari tersebut.”

Pengaruh yang signifikan juga terlihat sehubungan dengan perilaku dan tingkat perhatian siswa, dengan tercatat adanya perilaku dan perhatian yang lebih positif. Yang menarik, pengaruh yang signifikan lebih terlihat pada studi yang mana implementasi unsur olahraga dalam pelajarannya berjalan selama 8 minggu atau kurang dari itu. Ini menunjukkan bahwa, menurut Norris, efek pada perilaku siswa mungkin dapat berkurang ketika mereka telah mulai terbiasa dengan sistem belajar yang aktif secara fisik.

“Kami juga mendapati bahwa pelajaran yang aktif secara fisik menghasilkan perbaikan yang kecil namun signifikan pada pencapaian akademis, yang dinilai menggunakan tes yang terstandar atau skor ujian yang terekam,” Norris menambahkan. “Yang penting, ini menunjukkan bahwa penambahan aktivitas ke dalam kurikulum pengajaran tidak memiliki dampak negatif terhadap proses belajar.”

Pengaruh positif terhadap waktu belajar — terutama meningkatnya waktu yang digunakan siswa dalam mengerjakan tugas — juga direkam dalam tinjauan ini, dan laporan berpendapat bahwa bertambahnya waktu pengerjaan tugas tersebut mungkin saja telah mendorong siswa untuk lebih memerhatikan isi pelajaran di kelas. Pada gilirannya, hal ini bisa jadi telah menjadi nilai tambah dalam memengaruhi hasil pendidikan siswa secara keseluruhan dan, lebih khususnya, pencapaian akademis mereka.

Area riset ke depannya

Norris berpendapat bahwa lebih banyak riset diperlukan untuk mempelajari efektivitas dari pembelajaran yang aktif secara fisik di sekolah-sekolah menengah atas, berhubung hanya dua studi dalam tinjauan tersebut yang melibatkan siswa sekolah mengengah. Ditambah lagi, hanya studi yang diterbitkan dalam bahasa Inggris yang ditinjau, dan sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus tidak ikut disertakan, sehingga periset menganjurkan agar area-area tersebut harus diteliti lebih jauh ke depannya.

Riset yang lebih matang juga dibutuhkan untuk menilai pengaruh pembelajaran aktif pada kesehatan siswa, Norris menambahkan. Hanya sedikit studi dalam tinjauan ini yang menilai aspek kesehatan siswa dengan cara mengukur BMI (Body Mass Index) mereka, dan tidak ada efek yang ditemukan.

Bagi Anda para pengajar yang ingin memperkenalkan atau meningkatkan penggunaan aktivitas fisik di ruang kelas, Norris menyarankan agar Anda mengakses beberapa sumber eksternal. “Berbagai program telah diluncurkan secara internasional, yang menyediakan pelajaran-pelajaran yang telah disiapkan dengan implementasi aktivitas fisik, misalnya BBC SuperMovers,” ia berkata.

Emma Norris berkata bahwa salah satu contoh bagaimana guru dapat secara efektif menyesuaikan pelajaran mereka menjadi lebih aktif secara fisik, adalah dengan meminta siswa menggunakan gerak tubuh untuk menunjukkan apakah jawaban untuk suatu pertanyaan adalah benar atau salah.

Pikirkanlah mengenai bagaimana Anda dapat menjadikan pelajaran Anda lebih aktif secara fisik. Aktivitas seperti apa yang Anda rencanakan untuk tahun ajaran baru, yang dapat dilakukan oleh siswa bahkan di bangku mereka masing-masing agar pelajaran menjadi lebih aktif secara fisik?