COVID-19: Keberlanjutan proses belajar mengajar – sebuah pendekatan berbasis bukti

Sejak merebaknya COVID-19, sekolah-sekolah ditutup untuk melindungi siswa dan masyarakat luas tetapi tidak berarti proses belajar bagi siswa atau guru terhenti. Krisis saat ini (dan krisis kebakaran hutan di awal tahun) mengajarkan kita bahwa ada kebutuhan di semua sektor pendidikan untuk merencanakan pilihan pembelajaran yang berkelanjutan, berkualitas, dan fleksibel.

Ketika berpikir tentang pembelajaran fleksibel, kita serta merta berpikir tentang teknologi. Kondisi saat ini jelas akan menyoroti isu-isu nasional tentang akses dan kesetaraan teknologi; bandwidth (Taylor, 2020) dan keahlian para pendidik (Fernández & Fernández, 2016), (Roulston dkk., 2019) serta siswa di berbagai sektor yang menggunakan teknologi untuk belajar (Ford, 2015).

Apa artinya ini bagi sekolah?

Pada saat ini, sekolah tentu melakukan upaya terbaik yang mereka bisa untuk memberikan siswa akses ke materi pelajaran dan ini mungkin termasuk menggunakan teknologi untuk pengajaran jarak jauh menggunakan platform video – jika perangkat yang diperlukan tersedia dan internet dapat diakses oleh siswa dan guru. Sekolah umumnya juga memiliki sistem manajemen konten agar siswa dan orang tua dapat mengakses materi untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.

Ke depannya, sekolah dan sistem pendidikan bisa, dan harus, membuat keputusan berbasis riset dalam kaitannya dengan pembelajaran berbasis teknologi, yang akan membangun ketahanan dan keberlanjutan proses belajar mengajar di masa datang.

Kita bisa membagi keputusan tersebut ke dalam tiga tahap:

  1. Tahap tanggapan langsung: kelangsungan belajar dan mengajar
  2. Tahap pembangunan kapasitas antara: peralihan ke belajar mengajar online (daring)
  3. Tahap keberlanjutan: pilihan proses belajar mengajar yang fleksibel dimasukkan ke dalam praktik

Tahap 1: Tanggapan langsung – keberlanjutan proses belajar mengajar

Pada tahap ini, sekolah mengorganisir pilihan belajar mengajar terbaik yang tersedia selama sekolah tutup. Tindakan inti meliputi:

Audit apa yang tersedia bagi Anda

Ini adalah kerja kolaborasi seluruh warga sekolah. Bagi beban kerja dan informasi yang Anda peroleh.

  • teknologi yang sekolah Anda sudah miliki dan teknologi yang siswa punya akses
  • kemampuan staf dan siswa dalam meggunakan berbagai teknologi
  • alat teknologi pendidikan gratis, misalnya kelas Google, Zoom. Minta staf Anda mengevaluasi alat-alat ini. Periksa masalah keamanan dan privasi pada berbagai teknologi tersebut dan identifikasi pilihan yang cocok untuk kebutuhan mendesak Anda
  • identifikasi apakah beberapa bidang kurikulum dan kelas tertentu lebih menjadi prioritas dibanding yang lain.

Jika Anda adalah bagian dari jaringan sekolah atau sistem pendidikan, bangun kolaborasi untuk melakukan audit ini di seluruh jejaring Anda. Ini adalah saat dimana pemimpin sistem Anda dapat mendukung Anda.

Susun rencana mendesak

Percayakan pada guru-guru Anda. Libatkan orang tua siswa.

Pertimbangan dalam perencanaan:

  • materi yang dikembangkan guru-guru di sekolah Anda akan lebih baik untuk proses belajar mengajar dibanding alat teknologi pendidikan gratis, jadi gunakan materi tersebut sebagai dasar pengajaran jarak jauh;
  • atur staf sekolah Anda menjadi tim-tim pengajar jarak jauh – dengan cara ini tidak semua orang perlu hadir secara daring pada saat yang sama dan guru bisa bekerja;
  • jika Anda adalah bagian dari jaringan atau sistem, usahakan untuk bisa berbagi bahan dan beban kerja;
  • keterampilan teknologi orang tua sangat penting dalam mendukung dan mengembangkan tingkat kemampuan siswa (Chase, 2010) – komunikasikan kepada orang tua bagaimana mereka dapat mendukung anak-anak mereka dalam menggunakan teknologi;
  • pinjamkan perangkat yang dimiliki sekolah kepada siswa yang memiliki akses internet namun tidak memiliki perangkat tersebut di rumah;
  • rencana kelangsungan proses belajar mengajar harus mencakup kegiatan asynchronous (kegiatan yang siswa bisa kerjakan sendiri atau bersama orang tua, yang tidak menuntut mereka harus hadir secara daring) dan bahan serta tugas yang berbasis non-teknologi; dan,
  • keterlibatan orang tua/wali dalam pembelajaran berdampak lebih besar terhadap capaian siswa ketimbang faktor sosial ekonomi (Desforges & Abouchaar, 2003; Goldman, 2005). Pertimbangkan bagaimana Anda bisa melibatkan mereka dalam proses belajar siswa dan bagaimana cara terbaik berkomunikasi dengan persatuan orang tua serta mendukung mereka dalam membantu anak-anak mereka belajar.

Strategi yang akan membantu mengurangi tekanan

  • Buat jadwal. Rancang kegiatan asynchronous, aktivitas fisik dan kegiatan seperti permainan papan (bukan permainan komputer) yang dapat dimainkan bersama saudara atau wali. Untuk aktivitas fisik, buat sejelas mungkin apa yang Anda ingin siswa lakukan (dari kurikulum) atau evaluasi aplikasi pelatihan dengan melakukan latihan yang direkomendasikan. Masukkan aktivitas melatih konsentrasi dan meditasi ke dalam jadwal tersebut.
  • Tulis profil tiap kelas/kelompok/anak yang Anda ajar yang mencakup apa yang Anda perlu tahu tentang keadaan mereka dan bagaimana mereka akan memberi tahu Anda tentang perubahan yang terjadi. Sediakan waktu singkat bicara dengan siswa satu per satu untuk mengetahui kondisi mereka setiap minggu. Masukkan ini ke jadwal mengajar Anda. Ingat, Anda akan punya waktu secaman ini jika Anda telah merencanakan kegiatan mandiri pada jadwal Anda.
  • Pertimbangkan mengundang pembicara tamu untuk webinar. Ini bisa pembicara rutin atau hanya sekali saja. Bantu mereka menyesuaikan presentasi untuk agar sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan siswa Anda. Rekam presentasi tersebut. Sebarkan presentasi itu ke seluruh jaringan sekolah Anda.
  • Siapkan video terlebih dahulu untuk membantu siswa (dan orang tua) menguasai keterampilan teknologi serta konten pelajaran.
  • Masukkan bahan yang sudah ada seperti kunjungan virtual pada urutan proses belajar mengajar Anda.
  • Minta siswa untuk meneliti topik yang menarik minat mereka dan jika memungkinkan mempresentasikan kembali ke kelompok menggunakan video. Siswa kelas lebih tinggi bisa megikuti kursus online gratis pilihan mereka untuk presentasi tesebut dari Futurelearn atau kelas online gratis lainnya.
  • Pertimbangkan berbagai cara Anda bisa menerapkan sistem rekan sebaya atau mentor secara daring.

Tahap 2: Dari kelanjutan mengajar jarak jauh ke pembelajaran daring

Pada tahap ini, Anda akan bekerja menerapkan struktur dan kapasitas yang diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar berkualitas tinggi yang menarik bagi semua siswa. Anda akan beralih dari proses belajar mengajar yang sinkron ke pilihan pembelajaran mandiri.

Menerapkan Sistem Manajemen Pembelajaran

Sama seperti di kelas reguler, lingkungan belajar sangatlah penting.

Sistem Manajemen Pembelajaran https://en.wikipedia.org/wiki/Learning_management_system seperti Moodle atau Canvas dirancang khusus untuk mendukung pembelajaran daring melalui bagaimana mereka berfungsi. Sebagai contoh: bagaimana bahan ajar, termasuk bahan multimedia, dapat diatur dan diakses; bagaimana siswa bisa terlibat dalam kegiatan kolaboratif dengan teman dan guru mereka melalui alat seperti ruang diskusi dan wiki; dan, bagaimana keterlibatan dan kemajuan siswa dapat dilacak melalui data analitis pembelajaran. Banyak sistem pendidikan sudah memiliki sistem ini untuk pembelajaran profesional guru.

Guru sudah memiliki pengetahuan mumpuni tentang perencanaan urutan belajar dan berbagai pendekatan pedagogis. Pada tahap ini:

Tingkatkan keahlian staf Anda dan fokus pada kolaborasi

Proses belajar mengajar daring berbeda dari kelas reguler dan menawarkan peluang yang baik untuk menerapkan praktik deprivatisasi.

  • Bangun keahlian dalam desain pembelajaran daring dengan mengakses keahlian dan kesempatan belajar profesional bagi guru secara eksternal (lihat karya Gilly Salmon).
  • Pastikan semua guru Anda memiliki keterampilan mengajar online dan dapat menggunakan Sistem Manajemen Pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar berkualitas tinggi dan menarik bagi siswa.
  • Kembangkan urutan pembelajaran untuk mata pelajaran atau kelas tertentu. Ini membutuhkan waktu, sehingga semakin sering guru melakukan hal ini dalam tim di satu sekolah dan antar sekolah, lebih mudah dan cepat bagi mereka mengerjakannya.
  • Berikan kesempatan bagi guru untuk berbagi dan menampilkan praktik mereka – menggunakan alat kolaborasi yang sama dengan yang mereka gunakan untuk mengajar daring.

Tahap 3: Keberlanjutan – proses belajar mengajar yang fleksibel dimasukkan ke dalam praktik

Ini adalah tahap keberlanjutan jangka panjang Anda. Anda akan telah membangun kapasitas guru dan struktur kelembagaan untuk memberikan proses belajar mengajar dengan sistem daring, perpaduan, atau tatap muka. Sekolah Anda akan memiliki ketahanan terhadap gangguan atas belajar mengajar tatap muka dan siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang kaya, apapun modus belajar yang diterapkan.

Referensi

Chase, A. (2010). Digital technology in- and out-of-school: A comparative study of nature and levels of student use and engagement. (Doctor of Education), University of Western Australia, Perth, Western Australia.

Desforges, C., & Abouchaar, A. (2003). The impact of parental involvement, parental support and family education on pupil achievement and adjustment: A literature review (Vol. 433). London: DfES.

Fernández Cruz, F. & Fernández Díaz, M. (2016). Los docentes de la Generación Z y sus competencias digitales [Generation z's teachers and their digital skills]. Comunicar. Media Education Research Journal, 24(1), 97-105. https://www.scipedia.com/public/Fernandez_Fernandez_2016a

Ford, M. (2015, November 7). School students' digital skills in decline despite prolific use: Report. ABC News. https://www.abc.net.au/news/2015-11-17/school-students-digital-skills-in-decline-despite-prolific-use/6945672

Goldman, R. 2005. Fathers’ involvement in their children’s education. London: National Family and Parenting Institute.

Roulston, S., Cowan, P., Brown, M., Austin, R., & O’Hara, J. (2019). All aboard or still at check-in? Teacher educators’ use of digital technologies: Lessons from a small island. Education and Information Technologies, 24(6), 3785-3802. https://doi.org/10.1007/s10639-019-09951-x

Taylor, J. (2020, March 14). Coronavirus and the nbn: Will your broadband be up to speed if you have to work from home? The Guardian. https://www.theguardian.com/technology/2020/mar/13/coronavirus-and-the-nbn-will-your-broadband-be-up-to-speed-if-you-have-to-work-from-home

Proses audit alat teknologi yang tersedia dan kemampuan staf dan siswa haruslah merupakan upaya kolaborasi seluruh warga sekolah. Sebagai pemimpin sekolah, sistem apa yang Anda sudah miliki (atau masih perlu diupayakan) untuk memastikan hal ini terjadi?

Pada Tahap 1, penulis memberikan saran berikut: “Percayakan pada guru -guru Anda. Libatkan orang tua murid.” Sebagai guru, materi apa yang telah Anda buat yang Anda bisa bagikan ke rekan-rekan Anda? Sebagai pemimpin sekolah, apa peluang yang sudah ada untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua dan wali? Bagaimana Anda bisa memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya?