Lima tips aktivitas ruang kelas untuk mendukung murid dengan kebutuhan khusus

Keinginan untuk mendukung murid dengan kebutuhan khusus di ruang kelas perlu diimbangi dengan kesadaran sebagai seorang guru bahwa Anda sendiripun dapat menciptakan ruang yang inklusif bagi seluruh murid untuk terus maju dan berkembang. Dalam artikel ini, salah satu upaya baru yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk lebih mendukung perkembangan anak berkebutuhan melibatkan pengetahuan serta keterampilan dari tim Kebutuhan Khusus (Additional/Special Needs), diantaranya untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Individual serta menciptakan struktur kelas dan pelajaran agar dapat diakses dengan mudah oleh semua Anak.

Sue Pickett adalah Koordinator Kebutuhan Tambahan di Sekolah Menengah Atas Eltham di Victoria, Australia. Sekolah Eltham memiliki total 1.450 murid dari kelas 7-12 serta 115 staf penuh-waktu. Sekolah ini menjunjung tinggi pencapaian dan progres, individualitas, kreativitas sebagai keyakinan utama, serta inklusivitas dan rasa saling menghargai.

Bekerja sebagai intruktur pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus maupun sekolah mainstream selama 40 tahun, serta menjadi koordinator di Program untuk Murid dengan Disabilitas di sekolah Eltham selama 12 tahun, Pickett sekarang bertanggung jawab untuk mengepalai satu tim besar Pendukung Pembelajaran untuk membantu setiap murid dan guru agar lebih merasa terlibat dalam pelajarannya. Saat ini sekolah Eltham telah memiliki 39 murid yang disponsori untuk mengikuti program ini, enam diantaranya baru saja disponsori tahun lalu.

“Model pendidikan inklusif melihat adanya hal yang juga perlu dinikmati oleh murid baik dengan atau tanpa disabilitas, untuk dapat diterima, dipandu, serta merasa terhubung dengan baik dengan seluruh Lingkungan belajar,” cerita Pickett ke Teacher, menjelaskan bagaimana pentingnya bagi guru untuk memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung seluruh muridnya, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan tambahan.

“Praktik mengajar yang baik semestinya mampu mengenalkan seluruh keterampilan yang dibutuhkan di dalam ‘ruang kelas dengan beragam kemampuan’,” jelasnya. Pickett menambahkan bahwa di sepanjang karir mengajarnya, ia meyakini bahwa seluruh guru pasti pernah menghadapi berbagai variasi tipe murid di kelas mereka masing-masing, yang memiliki:

  • Gaya belajar yang berbeda;
  • Kesulitan belajar, yang misalnya, dapat mempengaruhi kepercayaan diri, keterampilan berorganisasi, kemapuan memulai atau mencontoh tugas tertentu, merencanakan waktu tenggat, melaksanakan jadwal belajarnya dengan baik, berbicara di depan kelas, menyelesaikan pekerjaan rumah ataupun kerja di sekolah dengan mengacu pada buku teks;
  • Disabilitas menengah hingga berat;
  • Kemampuan beradaptasi dengan baik di bermacam lingkungan;
  • Membutuhkan dukungan fisik hingga biaya oleh karena diabilitas.

Sebagai guru, strategi untuk mendukung murid dengan kebutuhan tambahan di ruang kelas kerap kali menuntut adanya perubahan yang secara inklusif merangkul seluruh murid. Pickett menuliskan lima tips di bawah ini untuk membantu Anda memulai.

  1. Siapkan dan komunikasikan: “Siapkan RPP Individual (juga disebut Individual Learning Plan atau Individualised Education Program di Amerika Serikat) bagi murid dengan disabilitas di ruang kelas Anda. Selalu diskusikan pertanyaan-pertanyaan Anda dengan Koordinator Kebutuhan Tambahan untuk merancang program yang dimodifikasi khusus untuk murid-murid Anda.
  2. Tampilkan informasi pelajaran utama dengan jelas: “Penanda waktu visual dapat menjadi perangkat yang akan sangat membantu Anda di ruang kelas, untuk membantu murid yang kurang memiliki kemampuan mengatur waktu.” Beberapa ide hal yang dapat dituliskan di papan tulis di kelas termasuk:
    1. Hari dan tanggal;
    2. Nama guru;
    3. Tujuan pembelajaran;
    4. Topik pelajaran;
    5. Daftar aktivitas untuk mendukung pembelajaran ( termasuk waktu mulai dan selesai);
    6. Daftar materi dan sumber daya yang dibutuhkan murid;
    7. Terminologi utama yang kerap dipakai di ruang kelas
  1. Pertimbangkan tata letak ruang kelas Anda: “Kapanpun Anda berkesempatan untuk bertemu dan bicara dengan Staf Pendukung Pembelajaran, pertemukanlah mereka dengan murid yang memiliki kebutuhan. Hal ini akan sangat membantu murid dengan disabilitas, untuk membantu mereka beradaptasi dan memperlihatkan bahwa bukan mereka satu-satunya murid yang membutuhkan bantuan ekstra. Anda juga perlu memastikan murid untuk selalu terhubung dan tidak terisolasi di ruang kelasnya masing-masing (kecuali memang hal tersebut yang sedang mereka butuhkan). Bangun metode komunikasi bersama dengan staf pendukung untuk membantu memperkaya sumber daya pembelajaran Anda.
  2. Paparkan tugas yang Anda berikan: “Demonstrasikan, jelaskan secara singkat, bagi tugas menjadi beberapa bagian kecil, turunkan ekspektasi hasil (bagi murid dengan program yang dimodifikasi), dan sediakan dukungan visual. Tampilkan contoh tugas/proyek yang telah diselesaikan atau bahkan paparkan bagaimana cara membuat hal tersebut dari awal sampai akhir. Tugas-tugas ini dapat berupa paragraf, essai, diagram, ataupun objek 3D.”
  3. Dukung murid untuk mengasah fungsi eksekutif: ‘“Fungsi eksekutif adalah kunci untuk memastikan murid mampu mengerti apa yang ditugaskan kepada mereka. Sediakan peta konsep dan organiser pribadi untuk seluruh murid untuk memudahkan mereka mencatat seluruh revisi pekerjaannya agar semakin mudah memahami proses yang baik dari awal hingga akhir. Dari pengalaman saya, hal ini dapat menjadi jalan yang baik untuk membantu murid mengorganisasi buah pikiran serta membagi apa yang mereka ketahui dengan Anda untuk mendapatkan umpan balik lebih jauh, dan memahami tingkat pemahaman yang telah mereka miliki dengan lebih baik. Brainstorming juga dapat mencadi cara yang baik untuk menciptakan pemahaman kolektif bagi seluruh murid di kelas. Sediakan bank terminologi untuk membantu murid dengan tugas-tugasnya.

Dalam memahami kebutuhan untuk menciptakan ruang yang inklusif dan membuat pembelajaran dapat diakses oleh setiap murid, Pickett menjelaskan: “Hak asasi manusia pada dasarnya adalah landasan untuk menciptakan komunitas yang kuat dan sehat di mana setiap orang dapat berpartisipasi dan merasa dilibatkan. Hal ini adalah hak dasar yang dimiliki setiap orang, terlepas dari latar belakang, di mana mereka tinggal, kondisi fisik, serta apa yang dipikirkan atau apa yang diyakini masing-masing orang. Inklusi adalah hak setiap orang.”

Terus ikuti: Teacher akan membagikan serangkaian kegiatan video dengan Sue Pickett untuk mendukung murid dengan kebutuhan tambahan di ruang kelas.

Referensi

Pickett, S. (2013) Right to learn: Disability inclusion at your school (1st Edition). TLN Press.

Dalam artikel ini, Sue Pickett akan membahas lima tips untuk membantu guru menciptakan kelas yang inklusif bagi semua murid. Mana saja dari strategi ini yang pernah Anda gunakan di kelas Anda? Bagikan tips berikut ini dengan rekan kerja dan diskusikanlah bagaimana Anda dapat menerapkan strategi ini di sekolah Anda.

Sebagai guru, luangkanlah waktu sejenak untuk menghubungi tim Kebutuhan Tambahan sekolah Anda (atau tim sejenis) untuk mendiskusikan cara terbaik mendukung murid di ruang kelas Anda. Mintalah dukungan kolega dan ahli untuk merencanakan program yang dimodifikasi untuk menciptakan RPP Individual bagi murid Anda.