Memimpin sekolah kecil

Memimpin sebuah sekolah merupakan peran yang kompleks, dan memimpin sebuah sekolah kecil memiliki tantangan tersendiri.

Alasdair Maclean adalah seorang kepala sekolah yang berpengalaman dan telah berkarir di sekolah-sekolah kecil. Ketika merenungkan kembali apa yang telah dipelajarinya selama ini, dia mengatakan kepada Teacher bahwa membangun hubungan yang produktif merupakan hal yang sangat penting.

“Membangun hubungan sangatlah penting. Di sekolah, agar dapat mengembangkan hubungan yang positif, kita perlu terlebih dahulu menggali jauh ke dasar mengenai nilai-nilai yang dipegang sekolah – apa yang membuat sekolah bermanfaat untuk masyarakat, murid, staf, dan saya sendiri,” ungkapnya.

Maclean adalah mantan Direktur Independent Schools of Riau (ISR) di Sumatera, Indonesia. Sekolah K-8 ini hanya memiliki 68 siswa, tetapi memiliki jumlah staf yang memadai dengan 14 guru, termasuk guru pendidikan jasmani, seni, bahasa Indonesia, budaya dan musik.

Hubungan dan Komunikasi

Ketika warga negara Selandia Baru ini bergabung enam tahun lalu, ISR (Independent School of Riau) memiliki dua sekolah, namun saat ini hanya ada satu kampus yang melayani para keluarga yang bekerja untuk Chevron. “Semua staf tinggal di satu area. Kami bekerja dan bersosialisasi bersama, sehingga mengenal satu sama lain dengan sangat baik. (Dalam peran saya sebagai kepala sekolah kecil), membangun hubungan dan menjalin komunikasi menjadi sangat penting, di samping peran strategis dalam memimpin sekolah,” jelasnya.

Sebelum bergabung dengan ISR, Maclean telah berkiprah memimpin sekolah-sekolah kecil di India, Cina, dan Selandia Baru. Latar belakang kehidupannya sebagai seorang anak yang tumbuh di sebuah peternakan sapi perah di lingkungan pedesaan ternyata memengaruhi jalur karirnya. “Saya menimba ilmu di sekolah kecil di desa, dan kemudian bekerja di beberapa sekolah kecil juga. Pada tahun 2004 saya memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah di sebuah desa kecil di Selandia Baru,” kenangnya.

Berbagi Kepemimpinan dan Memimpin dengan Memberi Contoh

Dalam buku ‘A Collective Act: Leading a Small School, Michelle Anderson mencatat bahwa lima kepala sekolah turut menyumbangkan pengalaman mereka dalam buku tersebut. Mereka semua setuju bahwa berbagi kepemimpinan adalah aspek yang amat penting dalam memimpin sebuah sekolah kecil (Anderson, Davis, Douglas, Lloyd, Niven & Thiele, 2010).

Maclean pun setuju dan mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya, memimpin tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan top-down. "Saya dulu adalah satu-satunya pemimpin senior di sekolah. Untuk itu, saya membuat beberapa kelompok kecil di sekolah dan memberdayakan staf saya untuk mengambil posisi kepemimpinan, dalam hal yang biasanya tidak ada posisi kepemimpinan."

Dia juga menjadikan pembelajaran profesional bersama staf sebagai prioritas. “Dalam lingkup sekolah yang lebih besar, saya mungkin berada dalam satu tim pembelajaran profesional. Di sekolah ISR, kami memiliki empat atau lima tim pembelajaran profesional, dan saya terlibat dalam setiap tim,” lanjutnya.

Memiliki ‘Banyak Peran’

Para kepala sekolah di sekolah kecil – terutama yang hanya memiliki sedikit staf – akan tahu bahwa memiliki banyak peran memang merupakan bagian dari tanggung jawab mereka. “Ada hal-hal tertentu yang mungkin hanya ditemui di sekolah kecil,” kata Maclean. “Anda harus melakukan penjadwalan dan mengajar sebagai guru pengganti. Saya melakukan pemeliharaan sekolah. Ada dua trip sekolah tahun itu dan saya mengurus keduanya. Hal ini merupakan bagian dari keseharian di sekolah kecil.”

Dia tertawa ketika mengingat tugas pertamanya sebagai kepala sekolah di Selandia Baru, dimana dia bertanggung jawab atas sekolah dengan dua guru. “Saya berangkat kerja jam 7 pagi untuk menyalakan api. Peternak di ujung jalan pernah menelepon saya karena pegawainya yang memerah susu tidak muncul untuk memerah susu sapi, sementara dia tahu saya selesai kerja jam 3.30 sore. Suatu kali saya harus mengurus jerami, dan kali lain membuat pagar. Saya berasal dari latar belakang pertanian, dan hal itu merupakan bagian dari keseharian, sehingga tidak masalah, saya tidak keberatan. Itu semua adalah usaha membangun hubungan yang positif.”

Berjejaring dengan Orang Lain

Memiliki jejaring di luar lingkup sekolah adalah fitur pembelajaran professional yang dibutuhkan oleh guru. Maclean mengatakan sangat penting untuk memastikan adanya dukungan dan keahlian bagi para staf di sekolah kecil. “ISR dikelola oleh International School Services (ISS) dan mereka mengelola 34 sekolah di seluruh dunia, sehingga kami terhubung dengan jejaring tersebut untuk pengembangan profesional,” jelasnya.

“Kami menghubungkan guru dengan guru. Kami memiliki eksekutif senior yang datang dan mengunjungi kami, dan pengembangan profesional yang kuat. Beberapa waktu lalu kami mengundang konsultan Matematika dan konsultan pembelajaran inkuiri. Setiap tahun, para guru juga mengikuti konferensi di Asia berdasarkan rencana pengembangan dan kebutuhan sekolah.”

“Jadi, kami tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki dukungan. Hal ini juga vital untuk sekolah kecil. Ketika Anda adalah satu-satunya guru yang mengajar di kelas 2, dan Anda belum berbicara dengan guru kelas 2 lainnya, penting bagi Anda untuk mendapatkan informasi terbaru tentang pedagogi saat ini,” tutupnya.

Maclean saat ini telah kembali ke New Zealand dan menjadi kepala sekolah di Dunedin.

Referensi

Anderson, M., Davis, M., Douglas, P., Lloyd, D., Niven, B. & Thiele, H. (2010). A collective act: Leading a small school (Tindakan kolektif: Memimpin sekolah kecil), Melbourne: Australian Council for Educational Research.

Sebagai pimpinan sekolah, bagaimana Anda menilai kebutuhan pengembangan profesional staf? Apakah program pengembangan profesional di sekolah Anda berkaitan dengan prioritas strategis sekolah?