Kegigihan dalam belajar – perjuangan produktif

Apa makna dari kegigihan dalam belajar? Dan mengapa penting sekali bagi murid untuk memiliki kegigihan tersebut ketika dalam menempuh tahun-tahun belajarnya?

Tidak jarang kita menemukan murid yang menyerah ketika mengalami kesulitan atau harus berpikir lebih keras saat menyelesaikan suatu soal. Jadi bagaimana Anda sebagai guru dapat mendorong kegigihan murid dan menyemangati mereka dalam menghadapi konsep-konsep akademis yang kompleks dan pada saat bersamaan, menjauhkan mereka dari kondisi patah semangat di saat proses belajar ternyata tidak semudah yang mereka pikirkan?

Aktivitas ini dimulai dengan menyusun ulang cara berpikir murid untuk fokus pada proses belajar dan bukan pada hasil belajar. Dalam proses ini, Anda diharapkan untuk berkomunikasi dengan murid yang mengalami kesulitan berpikir, dan dengan seterusnya membantu mereka belajar dan berkembang dari keseluruhan perjuangan yang mereka lakukan.

Sharyn Livy, Tracey Muir, dan Peter Sullivan (2018) menjelaskan bahwa, “…sembari menyediakan tugas-tugas yang menantang, guru harus sering mengomunikasikan kepada murid mengenai pentingnya menjalani dan menyelesaikan kesulitan yang menghadang. Tugas yang sulit dapat menstimulasi pertumbuhan otak dan membantu perkembangan pola pikir yang matang” (h.18). Namun demikian, pola pikir dan sudut pandang yang unik ini butuh waktu untuk dapat bertumbuh dalam benak seorang anak, dan para pelajar butuh waktu untuk mengembangkan keterampilan menjadi seorang yang gigih.

Peran guru dalam perjuangan produktif

Untuk mendukung proses perubahan pola pikir ini, guru hendaknya mengizinkan murid menghadapi kesulitan mereka melalui berbagai kegagalan, dengan tidak melibatkan diri terlalu dini atau terlalu sering. Ketika Anda terlalu sering atau terlalu cepat mengoreksi murid, terdapat risiko meniadakan proses “kerja keras” intelektual dalam diri murid, momentum belajar yang penting pun bisa saja hilang. Jika pula guru melibatkan diri terlalu sering, secara tidak sengaja dapat pula memadamkan rasa ingin tahu dan potensi berpikir murid, serta menghilangkan unsur tantangan dalam suatu tugas (Roche & Clarke, 2014).

Sebaiknya,Anda mulai dapat memfasilitasi murid dengan tanya-jawab strategis (melontarkan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat) ketika mereka mulai tidak mampu lagi maju dalam proses perjuangan produktif mereka. Ada baiknya jika Anda baru melibatkan diri hanya ketika menurut Anda usaha, proses berpikir, atau pengambilan risiko murid telah berhenti.

Perjuangan produktif mengarah pada kondisi kelas yang efektif di mana permasalahan dan tugas yang kompleks dapat dipahami, pengambilan risiko didukung, dan murid merasa nyaman bahkan jika mengalami kegagalan; namun juga merasa terdorong untuk menguasai tugas-tugas yang rumit (Livy, Muir & Sullivan, 2018). Kegigihan ini akan berguna dalam menghadapi tantangan-tantangan lain dalam kehidupan murid, juga ketika mereka memasuki dunia kerja—terutama dalam karir yang berbasis-STEM (Science, Technology, Engineering, and Math) atau di mana kemampuan problem-solving serta berpikir secara kritis dibutuhkan.

Peran murid dalam perjuangan produktif

Murid yang familiar dengan perjuangan produktif akan memiliki keuntungan ketika menghadapi hambatan. Seorang murid berkata, “Kami betul-betul belajar lebih banyak saat kami mengalami kebingungan dan harus berusaha keras mencari jalan keluar” (Roche & Clarke, 2014, p.7). Inilah sikap dan perilaku murid yang paham bahwa proses belajar yang riil terjadi ketika mereka mengerjakan persoalan rumit dan sulit yang membutuhkan pemikiran menyeluruh.

Sebagai guru Anda memiliki peran yang besar dalam mengembangkan perilaku belajar yang produktif. Anda harus menyemangati murid agar bertahan melalui situasi belajar yang tidak nyaman dan sulit. Ketika murid meyakini bahwa mereka dapat berjuang dan sukses melalui proses belajar yang sulit tersebut, juga ketika mereka percaya bahwa perjuangan mereka sifatnya produktif dan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang topik yang kompleks, murid dapat dikatakan berhasil mencapai kegigihan belajar.

Murid harus terus terlibat dalam kegiatan yang dapat mendukung perjuangan produktif. “Ketika mengerjakan soal, murid disemangati untuk tetap bertahan, tetap percaya bahwa mereka dapat berhasil… Dalam rangka memelihara sikap yang demikian, murid harus mau ikut serta dalam tugas dan pelajaran yang menantang dan dapat memacu proses berpikir jangka panjang, proses pengambilan keputusan, dan risiko” (Livy, Muir & Sullivan, 2018, p. 20).

Strategi pengajaran untuk mendukung perjuangan produktif

Strategi pengajaran untuk mendukung perjuangan produktif Sebagai guru, kira-kira apa saja strategi yang dapat Anda terapkan di kelas untuk secara efektif mengajak murid terlibat dalam suatu perjuangan yang produktif dan mendorong sikap gigih? Anda dapat menggunakan beberapa strategi pengajaran termasuk: bertanya, mendorong, memberikan kelonggaran waktu, dan mengakui pengalaman serta hal-hal yang dirasakan oleh murid. Tabel 1 di bawah mendefinisikan strategi-strategi pengajaran dari perjuangan yang produktif.
The productive struggle - Figure 1 BAHASA

Bagan 1: Diadaptasi dari Warshauer (2015).

Dengan menggunakan strategi pengajaran dari tabel di atas, Anda dapat menumbuhkan kegigihan murid serta memacu perjuangan produktif yang dapat membantu mereka menerapkan praktik reflektif dari satu tugas ke tugas berikutnya, dan bukan hanya fokus dalam satu area instruksi yang spesifik. Dengan menggunakan strategi ini, Anda dapat mendorong potensi diri, mengembangkan indera metakognisi, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis murid.

Kesimpulan

Kesimpulan Mengajak murid menjadi gigih dan melalui perjuangan yang produktif adalah komponen penting dalam kelas saat ini. Implementasikanlah strategi pengajaran demi tercapainya perjuangan produktif. Jika Anda membiarkan murid “bekerja sendiri”, Anda sebenarnya ikut membantu memelihara kemampuan berpikir, pengambilan risiko, dan kegigihan mereka. Murid yang belajar melalui perjuangan produktif percaya pada kemampuan mereka sendiri untuk mencoba menyelesaikan persoalan yang mungkin belum mereka ketahui jalan keluarnya. Dukunglah murid Anda untuk terus berusaha melewati tugas yang kompleks, dengan menggunakan strategi: bertanya, mendorong, memberikan kelonggaran waktu, dan memberikan pengakuan. Meskipun ada berbagai jalan untuk membangun perjuangan produktif dalam diri murid, strategi pengajaran yang spesifik di atas dapat menjadi titik awal dalam mempersiapkan murid untuk mau berjuang melalui seluruh pengalaman belajar.

Referensi

Livy, S., Muir, T., & Sullivan, P. (2018). Challenging tasks lead to productive struggle! Australian Primary Mathematics Classroom, 23(1), 19-24.

Roche, A., & Clarke, D. (2014). Teachers holding back from telling: A key to student persistence on challenging tasks. Australian Primary Mathematics Classroom, 19(4), 3-7.

Warshauer, H. K., (2015). Strategies to support productive struggle. Mathematics Teaching in the Middle School, 20(7), 390-393.

Salah satu dari empat strategi pengajaran yang diterangkan dalam Tabel 1 adalah “kelonggaran waktu”.

Pikirkanlah mengenai praktik pengajaran Anda. Apakah Anda sudah memberikan cukup waktu dan ruang bagi murid Anda untuk mencari sendiri jalan keluar dari soal yang sulit, atau apakah Anda melibatkan diri terlalu dini atau terlalu sering? Jika Anda melakukan hal yang disebutkan belakangan, apakah alasan Anda?