50 Besar Global Teacher Prize untuk tahun 2021

Dua pendidik dari Filipina bersaing untuk memenangkan hadiah terbesar dalam bidang mengajar setelah terpilih sebagai finalis. Guru sekolah dasar Michelle Rubio dan guru mata pelajaran IPA Bryant Acar masuk ke dalam daftar 50 besar Global Teacher Prize senilai 1 juta dolar Amerika Serikat – dan menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara dalam daftar finalis yang ada.

Para finalis untuk tahun ini dipilih dari 8.000 nominasi yang mencakup 121 negara. Enam dari 50 finalis berasal dari Amerika Serikat dan terdapat masing-masing dua orang dari Argentina, Australia, Prancis, India, Nigeria, Filipina, Turki, dan Inggris. Finalis yang tersisa masing-masing mewakili 28 negara yang berbeda.

Hadiah tahunan tersebut dipersembahkan oleh Varkey Foundation dalam suatu program kemitraan dengan UNESCO. Hadiah ini diberikan sebagai bentuk pengakuan terhadap seorang guru luar biasa yang berkontribusi besar dalam kapasitas profesinya dan di saat bersamaan juga dimaksudkan untuk menyoroti peran penting guru dalam masyarakat.

Varkey Foundation menerbitkan rincian semua finalis di situs Global Teacher Prize. “50 finalis teratas di daftar kami datang dari seluruh penjuru dunia,” sebut juru bicara organisasi. “Dari mereka yang tinggal di desa dan kota terpencil hingga sekolah-sekolah di dalam kawasan zonasi kota, masing-masing dari guru ini mengadvokasi inklusivitas serta hak-hak anak, mengintegrasikan wacana mengenai isu migrasi ke dalam ruang kelas, serta memelihara kemampuan dan kepercayaan diri murid mereka. Mereka semua adalah juara bagi perubahan yang mampu menginspirasi murid serta komunitas di sekitar mereka …"

SEA-EN GTP1

[Michelle Rubio dan Bryant Acar. Foto: The Varkey Foundation]

Michelle Rubio adalah guru di Sekolah Dasar Calao di Kota Sorsogon, di pulau Luzon. Ia menjadi figure yang amat dikenal masyarakat sebab menggunakan strategi-strategi inovatif untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik. Selain itu, perhatian dan kasih saying yang tidak pudar ia berikan kepada murid dan keluarga mereka dirasa sangat membantu mempertahankan semangat dan mental positif selama pandemi.

Salah satu teknik yang ia gunakan adalah mengubah mobilnya menjadi sebuah “Mobil Membaca” - melakukan pelajaran membaca dan melaporkannya secara langsung lewat daring (streaming) ke orang tua di aplikasi Facebook sehingga mereka dapat melihat kemajuan anak-anak mereka. Program “Resort for Learning” miliknya telah menjadi metode favorit murid dan dicontoh luas oleh sekolah lain yang saat ini mulai membuat versi untuk sekolahnya sendiri. Lokasi resort tergabung dengan lingkungan sekolah dan dipenuhi dengan berbagai perlengkapan pantai seperti payung dan pondok istirahat, juga bertema pantai. Varkey Foundation melihat bahwa selain aspek di mana permainan semacam ini dapat membuat belajar menjadi menyenangkan, nilai tambahnya adalah peningkatan fokus yang dialami oleh murid. Resort for Learning dilengkapi dengan fasilitas untuk menayangkan presentasi PowerPoint, serta menampilkan enam pojok membaca yang ditujukan untuk anak-anak dengan kemampuan yang berbeda-beda, dengan tema khusus seperti; membaca dan mengeja, belanja kata, baca-berhenti-dan menari, membaca berpasangan, serta membaca berjenjang. Michelle dengan kehati-hatian penuh melihat bagaimana setiap anak berkembang dengan berbagai pendekatan yang berbeda, dengan tes membaca lisan, dan dengan lagu ciptaan sendiri yang digunakan untuk mempelajari frasa sebelum anak dapat membaca dan mengenali huruf di media cetak."

Selama pandemi, ia memasok masker dan pelindung wajah untuk dibagikan kepada ratusan pelajar dan keluarganya, serta mengunjungi rumah-rumah murid untuk mengirimkan paket makanan gratis. Sepanjang karirnya, Michelle diingat bahkan pernah membayar perawatan rumah sakit untuk beberapa murid dan orang tua yang tidak mampu melunasi biaya perawatan medis dan bahkan membawa anak-anak ke rumahnya ketika orang tua mereka sedang tidak mampu merawat anaknya sendiri.

Bryant Acar merupakan seorang guru di Pusat Pendidikan Sains dan Teknologi – Sekolah Menengah Atas di kota Lapu-Lapu, Cebu. Ketika pertama kali bergabung di sekolah tersebut pada tahun 2016, belum ada fasilitas laboratorium yang memadai sehingga ia menabung gajinya sendiri selama lima bulan untuk membeli dua mikroskop elektronik dan berupaya untuk mendapatkan sumbangan berupa proyektor, buku, dan laptop dari teman-temannya.

Ia melatih murid sekolah menengah atas dan bekerja sama dengan universitas lokal di akhir pekan agar dapat mengakses fasilitas mereka untuk digunakan dalam eksperimen dan pengujian. Murid-muridnya kerap memenangkan pameran sains lokal dan internasional. Bryant juga berbagi keahliannya dengan guru lain sebagai pelatih di lingkungan sekolah, divisi, hingga wilayah tempat sekolahnya.

Bryant membuat modul dan sumber belajar mengajarnya sendiri, termasuk buku teks dan lembar kerja, serta selalu bersemangat untuk mengambil pendekatan “learning-by-doing” untuk memberikan pengalaman langsung kepada muridnya. Ia juga aktif berpartisipasi dalam proyek dan penelitian untuk menemukan solusi di wilayah praktik dunia nyata di komunitas lokal. Varkey Foundation menjelaskan: “Bryant dan murid-muridnya mewawancarai penduduk lokal dan menyurvei sebuah masalah demi menemukan solusi, termasuk inovasi berbasis-Arduino yang dapat mendeteksi kebakaran, banjir, atau pencurian; membuat rumput laut menjadi plastik biodegradable serta membuat aplikasi pembelajaran. Semua ini tidak salah lagi telah secara langsung membangun keterampilan abad-21 bagi murid-muridnya ..."

Selama pandemi ia melatih rekan-rekannya bagaimana menggunakan teknologi pembelajaran online seperti Google Meet dan Google Classroom serta memastikan semua murid memiliki akses ke perangkat komputer atau tablet di rumah.

10 finalis teratas Global Teacher Prize akan dapat diketahui akhir bulan ini dan pemenangnya akan diumumkan pada upacara penghargaan di Paris di bulan November.

15 Oktober 2021:

Bryant Acar telah terpilih masuk ke dalam 10 besar finalis untuk Global Teacher Prize 2021.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pendidik lain yang juga berada di daftar 50 teratas bersama Michelle Rubio dan Bryant Acar, kunjungi website Global Teacher Prize.