Guru sekolah dasar asal India, Ranjitsinh Disale, yang telah mentransformasi pendidikan bagi anak-anak perempuan di komunitas beliau, telah ditetapkan sebagai pemenang Global Teacher Prize senilai 1 juta dolar AS.
Pengumuman Global Teacher Prize tahun ini, yang diselenggarakan oleh Varkey Foundation bekerjasama dengan UNESCO, merupakan acara virtual dengan host aktor dan penulis Stephen Fry di London minggu lalu. Disale, dari Sekolah Dasar Zilla Parishad di Paritewadi, Mahashtra, India, berjanji untuk membagikan 50 persen dari uang hadiah beliau kepada sembilan finalis lainnya.
Setiap tahun, penghargaan ini diberikan kepada satu orang guru istimewa yang memberikan konstribusi luar biasa bagi profesi mengajar. Lebih dari 12.000 guru dari 140 negara dinominasikan tahun ini. Pemenang-pemenang sebelumnya di antaranya Peter Tabichi asal Kenya, Andria Zafirakou asal Britania Raya, Maggie MacDonnell asal Kanada, Hanan Al Hroub asal Palestina, dan Nancie Atwell asal Amerika Serikat.
Sepuluh negara yang terepresentasi dalam 10 Finalis unggulan tahun ini di antaranya: Italia, Brasil, Vietnam, Britania Raya, Korea Selatan, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Nigeria, India, dan Malaysia.
Meningkatkan hasil pembelajaran bagi anak-anak perempuan
Disale mengajar di Sekolah Dasar Zilla Parishad sejak tahun 2009. Pernikahan dini masih sering terjadi di kalangan siswi remaja ketika Disale mulai mengajar di sana, namun usaha beliau yang tak kenal lelah untuk membuat remaja perempuan lebih tertarik bersekolah, kini telah membantu mengurangi angka pernikahan dini di desa tersebut menjadi nol, dan meningkatkan angka kehadiran siswi di sekolah menjadi 100 persen. Semua ini dapat terjadi kendati kebanyakan siswi tinggal di komunitas yang tidak terlalu mementingkan pendidikan anak perempuan, dan di masa lalu, terkadang angka kehadiran mereka dapat turun bahkan sampai 2 persen.
“Mendidik anak perempuan itu lebih dari sekadar memasukkan mereka ke sekolah,” kata Disale. “Tapi juga membuat mereka merasa aman dalam komunitas tempat mereka berada.”
“Saya hanya ingin membangun lingkungan belajar untuk semua murid yang dapat menerbitkan rasa penasaran mereka dan membuat mereka menjadi problem solver yang inovatif, sehingga mereka dapat berkontribusi kepada masyarakat.”
Sewaktu Disale mulai mengajar, buku-buku teks pelajaran yang tersedia tidak ada yang ditulis dalam bahasa lokal mereka, sehingga banyak murid kemudian kehilangan keinginan belajar. Untuk membalik situasi ini, Disale mempelajari bahasa lokal demi bisa menerjemahkan buku-buku pelajaran. Hal ini juga membantu beliau membangun hubungan dengan orangtua murid.
“Saya masih ingat hari ketika saya pertama tiba di sekolah dan menyaksikan ketidakpedulian orangtua murid terhadap pendidikan,” kata Disale. “Lalu saya mulai berinteraksi dengan para orangtua, mempelajari bahasa mereka, dan berpartisipasi di acara-acara mereka. Rasanya seperti menjadi bagian dari komunitas mereka.”
Disale juga mengimplementasikan penggunaan kode QR di ruang kelas untuk menjadikan pengalaman belajar lebih personal bagi setiap murid. Kode-kode tersebut dimasukkan ke dalam buku-buku pelajaran yang kemudian mengarahkan murid kepada berbagai sumber audio dan video.
“Jadi ketika murid memindai kode-kode QR tersebut, ia akan mendapatkan konten yang telah dikurasi dan dipersonalisasi bagi dirinya sendiri,” jelas Disale. “Saya menyesuaikan konten pelajaran dengan gaya belajar setiap murid.
“Jadi beginilah cara saya menjadikan pengalaman belajar murid saya lebih personal. … Teknologi membantu saya menjembatani jarak antara murid-siswi yang hidup di kampung dan yang di kota.”
COVID Hero Award 2020
Untuk menghormati kenyataan bahwa guru-guru di seluruh dunia harus menghadapi sebuah situasi yang luar biasa tahun ini, serta menghormati peran mereka dalam mengajak murid tetap semangat belajar, Global Teacher Prize memersembahkan hadiah tambahan pada upacara tahun 2020 yang lalu.
Penghargaan COVID Hero Award senilai 45.000 dolar AS diberikan kepada salah satu dari 10 finalis unggulan Jamie Frost, seorang guru matematika asal Tiffin School di Inggris.
Jamie Frost, pemenang COVID Hero Award. Gambar: The Varkey Foundation.
Frost telah ditetapkan sebagai pemenang atas jasa beliau dalam membuat pendidikan matematika dapat diakses secara gratis oleh murid di seluruh dunia. Beliau melakukannya melalui situs beliau, Dr. Frost Maths, yang didirikan di tahun 2012 dan sejak saat itu telah menyediakan berbagai sumber gratis bagi murid dan guru.
Awalnya Frost membangun situs tersebut untuk mendukung para murid di sekolahnya sendiri yang tidak begitu berprestasi, namun dari tahun ke tahun jumlah views kian bertambah hingga 400,000 per hari, dan situs Frost semakin populer. Selama pandemi, terlebih lagi, jumlah views harian per halaman melonjak pesat hingga 1.3 juta, sebuah bukti akan sumbangsih beliau di masa yang sulit ini.
Global Student Prize
Pada upacara tahun ini, sebuah kategori penghargaan baru juga diumumkan, yaitu Global Student Prize. Hadiah senilai 50.000 dolar AS akan dipersembahkan kepada para murid di seluruh dunia yang berhasil membuat perubahan dalam hidup teman-teman sebaya mereka serta masyarakat. Aplikasi untuk melamar sebagai peserta lomba akan mulai dibuka tahun depan.
Kunjungi globalteacherprize.org untuk mempelajari lebih banyak tentang The Varkey Foundation Global Teacher Prize.