Seorang guru Bahasa Inggris di sekolah menengah di Maryland, Amerika Serikat, yang dengan bersemangatnya berjuang untuk mendukung murid berpenghasilan rendah agar mampu mengakses pendidikan tinggi baru saja dinobatkan sebagai pemenang Global Teacher Prize 2021 senilai $1 juta AS.
Keishia Thorpe, yang mengajar Bahasa Inggris kepada murid di tahun terakhir mereka di International High School di Bladensburg, dipilih dari lebih dari 8.000 nominasi dari 121 negara. Ia menjadi pemenang ketujuh dari hadiah tahunan yang diberikan oleh The Varkey Foundation, bergabung dalam daftar kehormatan bersama Ranjitsinh Disale dari India, Peter Tabichi dari Kenya, Andria Zafirakou dari Inggris, Maggie MacDonnell dari Kanada, Hanan Al Hroub dari Palestina, dan Nancy Atwell, yang juga dari Amerika Serikat.
“Pendidikan adalah hak asasi manusia dan semua anak berhak untuk mengaksesnya. Saya melihat pengakuan yang saya dapatkan ini bukan semata-mata tentang diri saya, tetapi tentang semua pemimpi yang terus bekerja dengan sangat keras dan berani terus bermimpi untuk mengakhiri kemiskinan generasi,” kata Thorpe dalam pidato penerimaannya.
“Hadiah ini juga ada untuk setiap guru di seluruh dunia yang hadir setiap harinya di kelas untuk mengajar dan mengubah hidup setiap murid. Setiap anak membutuhkan seorang juara, seorang dewasa yang tidak akan pernah menyerah untuk percaya pada dirinya; yang memahami pentingnya hubungan interpersonal dan bersikeras meyakini bahwa setiap murid dapat menjadi yang terbaik yang mereka bisa. Dan inilah tepatnya mengapa profesi guru akan selalu menjadi profesi yang penting.’
Ia juga mengucapkan selamat kepada rekan-rekannya yang telah terpilih masuk ke dalam 10 besar nominasi – Anna Stelman dari Argentina, Breanna Heels dari Kanada, Bryant Acar dari Filipina, David Swanston dari Inggris, Diana Lorena Rubio dari Meksiko, Evans Odei dari Ghana, Juline Anquetin-Rault dari Prancis, Rebecca West dari Australia, dan Soraya Motaharnia dari Iran.
Pendidikan tinggi untuk murid yang kurang beruntung
Di International High School, 95 persen murid diidentifikasi berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan banyak dari mereka yang merupakan generasi pertama dari keluarganya yang lahir di Amerika atau masih berstatus sebagai pengungsi. Banyak waktu Thorpe dihabiskan untuk membantu para murid dengan latar belakang semacam ini dalam usaha mereka mengisi dan menyelesaikan aplikasi untuk mendaftar di perguruan tinggi dan, yang terpenting, membantu mereka mengakses beasiswa penuh untuk pendidikannya nanti. Pada tahun ajaran 2018-19, hampir 100 persen murid berhasil mengakses pendanaan lewat dukungan Thorpe sehingga masing-masingnya memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa biaya. Secara keseluruhan, ia membantu murid mengakses lebih dari $6,7 juta AS dalam pendanaan beamurid ke 11 perguruan tinggi yang berbeda di tahun ajaran ini.
Sebagai penerima beasiswa perguruan tinggi atas prestasinya dalam olahraga lari lintasan/lapangan, dalam waktu senggangnya Thorpe juga kerap mendukung para atlet pelajar di luar Bladensburg International High School untuk mengakses beasiswa perguruan tinggi yang didanai penuh. Ia melakukan dukungan ini lewat organisasi nirlaba yang ia dirikan bersama saudara perempuannya, bernama US Elite. Bersama-sama mereka membantu atlet pelajar dari keluarga berpenghasilan rendah ataupun yang memiliki latar belakang rentan agar memiliki kesempatan untuk kuliah.
Kurikulum yang relevan dengan budaya setempat
Thorpe telah menjadi guru selama 17 tahun. Di Bladensburg International High School, semua murid berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dan sebab sebagian besar dari mereka memiliki latar belakang Afrika, Timur Tengah, Karibia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Sebagai guru Bahasa Inggris, Thorpe sepenuhnya mendesain ulang kurikulum Bahasa Inggris untuk murid di tahun terakhir mereka di sekolah agar lebih relevan dengan budaya setempat. Sejak dilakukannya desain ulang kurikulum ini, telah tercatat adanya 40 persen peningkatan dalam pencapaian membaca.
“Para murid sangat mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Saya merasa bisa dapat memahami dengan penuh pengalaman yang mereka hadapi. Kisah mereka adalah kisahku,' kata Thorpe.
Hadiah Global Teacher Prize diserahkan dalam suatu pada upacara virtual yang disiarkan dari kantor pusat UNESCO di Paris setelah 50 finalis teratas dipilih kembali hingga menjadi 10. “Guru yang inspiratif dan murid yang luar biasa sama-sama layak mendapatkan pengakuan atas komitmen mereka terhadap pendidikan di tengah krisis pembelajaran yang kita alami belakangan ini. Sekarang lebih dari sebelumnya, kita perlu menghormati dan mendukung dinamika positif antara guru dan murid untuk membangun kembali dunia yang lebih baik setelah COVID,” Stefania Giannini, Asisten Direktur Jenderal Pendidikan di UNESCO, mengatakan.
Keishia Thorpe menyatakan “murid yang saya ajar sangat mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Saya merasa terhubung dengan pengalaman mereka. Kisah mereka adalah kisahku.”
Pikirkan tentang kelas Anda sendiri, strategi apa yang dapat Anda terapkan untuk membangun hubungan yang kuat dengan murid Anda lewat pemahaman atas pengalaman dan cerita mereka. Bagaimana pengetahuan ini dapat memberikan ide baik untuk praktik pengajaran Anda?