Praktik berbasis-bukti – Apa artinya dan mengapa penting?

Istilah “evidence-based” atau “berbasis-bukti” banyak digunakan dalam ruang lingkup pendidikan. Namun apa sebenarnya yang disebut sebagai praktik atau pengetahuan yang berbasis-bukti? Dan bagaimana cara sekolah menentukan program dan metode mana yang benar-benar berdasarkan bukti ilmiah?

Tahun lalu, Monash Q Project melakukan survei kepada hampir 500 praktisi dari 414 sekolah di New South Wales, Victoria, South Australia, dan Queensland untuk memahami bagaimana pendidik Australia mengolah hasil penelitian serta pengetahuan yang sifatnya “evidence-based” atau berbasis-bukti dalam praktik pengajarannya.

Mereka menemukan 83 persen pendidik percaya bahwa riset akan membantu meningkatkan hasil murid; namun 45 persennya juga menyatakan bahwa sekolah kerap tidak mendukung penggunaan riset pada proses belajar, dalam arti tidak menyediakan waktu yang cukup bagi pengajarnya untuk berinvestasi pada riset, baik untuk melakukan ataupun menelaah. Selain itu, 32 persen pendidik juga tidak merasa percaya diri untuk menganalisis dan menafsirkan hasil riset.

Bagaimana pendidik dapat lebih memahami apa sebenarnya praktik berbasis-bukti? Australian Education Research Organisation (AERO) menjelaskan bahwa “bukti” dapat diartikan sebagai semua jenis informasi yang mendukung pernyataan, hipotesis, atau klaim. “Terdapat banyak jenis bukti dalam pendidikan, termasuk wawasan yang diambil dari penilaian anak atau murid, observasi kelas, rekomendasi dari buku-buku pendidikan popular, serta temuan dari studi penelitian dan sintesis."

AERO mengacu pada dua jenis bukti dalam prosesnya. Pertama adalah bukti yang berasal dari riset, yang menggunakan metode ketat untuk memberikan wawasan tentang praktik pendidikan. Yang kedua adalah bukti yang dibuat oleh praktisi. Para guru menghasilkan bukti semacam ini melalui praktik sehari-hari mereka, yang dapat mencakup hal-hal seperti pengamatan guru, informasi yang dikumpulkan dari penilaian formatif atau sumatif, atau dari umpan balik murid.

Apa yang dikatakan penelitian sebagai praktik yang efektif untuk tujuan tertentu

Domain delapan dari National School Improvement Tool berfokus pada praktik pedagogis yang efektif. Di sini dijelaskan bagaimana strategi praktik berbasis bukti adalah hal-hal yang telah melewati tahap riset serta praktik dan terbukti sangat efektif. Agar sekolah mencapai tingkat kinerja “luar biasa” dalam domain ini, semua guru dan kepala sekolah harus berkomitmen untuk mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan metode pengajaran yang lebih baik, dan memberikan prioritas tinggi pada strategi pengajaran berbasis bukti.

“Kepala sekolah dan pimpinan sekolah lainnya menyadari bahwa pengajaran yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan kualitas belajar murid," tertulis dalam National School Improvement Tool. “Dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, yang mendorong penggunaan praktik pengajaran berbasis bukti di semua ruang kelas untuk memastikan setiap murid terlibat, tertantang, dan berhasil belajar dengan sukses. Semua guru juga diharapkan dapat memahami dan menggunakan metode pengajaran yang efektif – termasuk instruksi eksplisit – untuk memaksimalkan pembelajaran murid.

The Australian Institute for Teaching and School Leadership (AITSL) setuju bahwa strategi yang diterapkan di sekolah untuk memaksimalkan pembelajaran murid haruslah yang berbasis bukti.

“Mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi riset yang berkualitas sangat penting untuk membantu guru dan kepala sekolah menjadi evaluator yang baik dalam praktik berbasis-bukti,” tertulis dalam isu di Spotlight. “Terkadang akan sangat sulit untuk membedakan praktik yang didukung riset yang kuat dari praktik yang didasarkan pada hasil temuan yang terbatas. Mengetahui pertanyaan yang penting untuk ditanyakan saat terlibat dengan penelitian dapat membantu membangun kepercayaan diri seseorang dalam mengaplikasikan praktik pengajaran berbasis-bukti."

Dalam tulisan John Hattie mengenai evidence-based teaching and learning, dikatakan bahwa hampir semua yang dilakukan di kelas pada dasarnya akan mempengaruhi peningkatan prestasi, sehingga klaim bahwa seorang guru dapat menampilkan bukti terkait meningkatnya hasil belajar sebenarnya tidak cukup banyak memberikan informasi.

Hattie menetapkan sebuah standar ukuran-efek yang ia simpulkan lewat lebih dari 100 inovasi besar yang dilakukan dalam sekitar 300.000 studi. Dalam model ini, angka nol berarti tidak ada pengaruh atas prestasi, angka minus menunjukkan keadaan di mana inovasi justru mengurangi prestasi, dan positif bila inovasi terbukti meningkatkan prestasi. “Pertanyaannya adalah, dapatkah kita mengimplementasikan efek yang meningkatkan capaian prestasi hingga lebih dari rata-rata (ukuran-efek 0,40). Inovasi apa pun yang menunjukkan angka kurang dari nol hanya akan menahan perkembangan murid, melihat setidaknya setengah dari inovasi yang ada dapat bertumbuh hingga lebih dari ukuran-efek 0,40,” Hattie menjelaskan.

Mengumpulkan bukti untuk memahami kebutuhan murid

Dalam kolomnya di majalah Teacher tentang peran pengetahuan berbasis-bukti dalam pengajaran dan pembelajaran, Profesor Geoff Masters AO mengatakan bahwa peningkatan dalam pembelajaran murid dan kualitas pendidikan secara umum bergantung pada penggunaan yang lebih luas dari pengetahuan berbasis-bukti yang dapat diandalkan serta implementasi praktiknya di dalam kelas.

Masters mengatakan bahwa pengajaran berbasis-bukti melibatkan penggunaan bukti untuk: (1) menetapkan di mana posisi murid berada dalam pembelajaran mereka; (2) memutuskan strategi dan intervensi pengajaran yang tepat; dan (3) memantau kemajuan murid dan mengevaluasi efektivitas pengajaran.

Untuk melakukan ini, pendidik harus bertanya pada dirinya sendiri: apakah pendekatan yang saya ambil berhasil? Apakah hal ini benar dapat meningkatkan pembelajaran bagi murid saya? Apakah hal ini memiliki dampak yang diinginkan? Bagian penting dari pengumpulan bukti juga adalah mengetahui kapan Anda dapat melakukan eskalasi dari program yang telah Anda pilih dan terapkan untuk kemudian memantau apakah itu program tersebut benar-benar berfungsi di lingkungan yang berbeda.

“[Guru yang efektif] menggunakan bukti peningkatan capaian murid untuk menilai kecukupan pembelajaran individu, untuk memungkinkan dilakukannya campur tangan ketika capaian yang ada tercatat tidak memadai, dan untuk mengevaluasi keefektivan strategi serta intervensi pengajaran itu sendiri,” kata Masters. “Dalam penggunaan pengetahuan berbasis-bukti semacam ini, guru dapat berkoordinasi dengan rekan kerjanya untuk membangun pengetahuan tentang cara yang lebih baik dalam menggunakan bukti untuk mendorong pertumbuhan setiap murid."

The Australian Professional Standards for Teachers menguraikan bagaimana guru harus menggunakan strategi berbasis-bukti dalam praktik mereka untuk lebih memahami murid. Dalam standar pengerjaannya, guru yang mahir perlu “mengevaluasi program pengajaran dan pembelajaran pribadi menggunakan bukti, termasuk umpan balik dari murid dan data penilaian murid agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan pengajaran”. Guru sebaiknya mampu “melakukan tinjauan rutin terhadap program pengajaran dan pembelajaran menggunakan berbagai sumber bukti termasuk: data hasil asesmen murid, kurikulum, praktik pengajaran dan umpan balik dari orang tua/wali, murid, serta kolega”.

Praktik berbasis bukti

Apakah yang dimaksud dengan praktik berbasis bukti?

Menurut Masters, guru yang efektif mampu menggunakan bukti berkualitas untuk menetapkan poin yang telah dicapai setiap murid dalam pembelajaran mereka. Hal ini memungkinkan guru untuk mengidentifikasi titik awal untuk pengajaran dan pembelajaran lebih lanjut serta untuk memastikan bahwa setiap murid diberi kesempatan belajar pada tingkat tantangan yang sesuai.

Master juga menulis bahwa “proses membangun dan memahami di mana murid berada dalam pembelajaran, sering membutuhkan bukti diagnostik rinci, termasuk di dalamnya deskripsi kesalahan yang kerap dilakukan serta berbagai macam hambatan yang dihadapi oleh masing-masing murid, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan kemajuan pembelajarannya."

Guru yang ingin berupaya untuk mengajar secara efektif juga perlu memiliki daftar strategi pengajaran berbasis-bukti. Hal ini digunakan untuk melibatkan murid secara individu, menetapkan tujuan pembelajaran yang ambisius namun realistis, dan target pengajaran yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhan pembelajaran individu. “Guru yang efektif menggunakan bukti untuk memantau kemajuan yang dibuat individu dalam pembelajaran mereka selama satu periode waktu yang panjang,” tulis Masters.

Sebagai seorang guru, seberapa percaya diri Anda untuk menganalisis dan menafsirkan penelitian pendidikan? Bukti apa yang Anda gunakan untuk menetapkan posisi murid dalam kemajuan pembelajarannya serta memahami kemajuan apa saja yang telah ia capai?

Sebagai kepala sekolah, bagaimana Anda memastikan setiap staf memiliki akses ke penelitian terbaru dan praktik berbasis-bukti dalam dunia pendidikan? Apakah staf diberi waktu yang cukup untuk memahami materi pendukung pengajaran semacam ini?