Bagaimana guru ditampilkan dalam buku bergambar

Masa transisi ke Taman Kanak-kanak (TK) merupakan masa yang penting bagi anak dan keluarganya. Untuk membantu anak-anak menjalani masa transisi ini, keluarga seringkali perlu memberikan waktu untuk duduk bersama dan buku bergambar tentang aktivitas di Taman Kanak-kanak. Buku-buku semacam ini akan memberikan kerangka acuan bagi anak-anak untuk mendukung pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pengalaman baru yang akan mereka mulai.

Tapi, bagaimana guru TK secara demografis direpresentasikan dalam buku-buku yang kita bacakan untuk anak-anak selama ini? Dan yang terpenting, siapa saja yang hilang dari representasi ini?

Dalam penelitian di AS baru-baru ini, Dr. Laura Cutler dan Gerilyn Slicker dari University of Delaware menganalisis isi dari 52 buku bergambar, khususnya tentang memulai aktivitas di Taman Kanak-kanak.

Dalam Depictions of teachers and teacher practices in picture books about starting kindergarten, peneliti mengeksplorasi karakteristik demografis guru TK, sejauh mana karakteristik yang dimiliki guru mencerminkan karakteristik anak yang mereka ajarkan di kelas, cara guru berinteraksi dengan anak TK, serta lingkungan belajar yang diciptakan oleh para guru bagi anak-anak.

“Dengan mmpertimbangkan dampak yang dapat ditimbulkan oleh gambaran mengenai guru dalam buku cerita anak-anak, termasuk karakterisasi dan profesi guru, kami mulai mengeksplorasi gambar-gambar ini melalui analisis konten kontemporer dengan sampel buku yang secara khusus berfokus pada hari-hari pertama di lingkungan Taman Kanak-kanak,' tulis peneliti dalam Journal of Early Childhood Literacy.

“Selain memeriksa representasi demografis guru TK (termasuk, ras, etnik, jenis kelamin, status disabilitas) dan kecocokan ras dan etnik guru-murid, tujuan lain dari analisis ini adalah mengeksplorasi bagaimana ’praktik instruksional’ guru TK digambarkan."

Studi riset

Cutler dan Slicker menyelidiki representasi guru TK dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana guru TK terwakili secara demografis dalam buku sampel? Dan yang terpenting, siapa yang hilang dari representasi ini?
  2. Bagaimana representasi demografi guru TK mencerminkan representasi demografi murid TK, termasuk penggambaran ras, etnik, jenis kelamin, dan disabilitas?
  3. Dengan cara apa guru TK digambarkan berinteraksi dan terlibat dengan anak-anak?
  4. Apa jenis konteks instruksi pembelajaran yang diberikan guru TK untuk anak-anak?

Hasil riset

Demografi guru

Analisis menemukan bahwa guru TK dalam buku pada umumnya digambarkan sebagai orang tanpa disabilitas fisik dan perempuan, dengan guru kulit putih digambarkan lebih sering daripada kelompok ras atau etnik lainnya.

“Empat belas persen guru yang tergambar adalah orang kulit hitam/Afrika-Amerika, yang semuanya perempuan. Hanya dua buku yang memuat baik guru-guru kulit putih maupun Hitam/Afrika-Amerika. Satu-satunya guru Asia ditemukan dalam satu buku sampel di mana semua karakternya adalah orang Asia,” sebut laporan mereka.

Hanya tujuh guru laki-laki yang ditampilkan di seluruh sampel buku, meskipun semua buku menunjukkan perbandingan yang seimbang antara murid laki-laki dan perempuan.

“Benar adanya bahwa guru sekolah dasar laki-laki memang lebih jarang ditemukan di ruang kelas TK Amerika, dan sejalan dengan inisiatif yang dirancang untuk merekrut guru dari latar belakang ras dan etnik yang lebih luas, terdapat pula upaya untuk secara khusus merekrut dan mempertahankan guru laki-laki dalam ruang pendidikan anak usia dini,” tulis peneliti.

Studi ini tidak menemukan guru dengan latar belakang penduduk asli Amerika ataupun Alaska, juga warga asli Hawaii, warga asli Kepulauan Pasifik, dan Amerika Latin. Selain itu, tidak ada satupun guru TK yang digambarkan memiliki disabilitas.

Kehadiran guru

Dari 52 sampel buku yang dianalisis untuk penelitian ini, 44 buku (85 persen) menunjukkan setidaknya satu guru TK. Empat belas buku (28 persen) guru disajikan sebagai karakter hewan antropomorfis (dengan karakteristik dan sifat manusia). Cutler dan Slicker mengatakan kondisi ini sangat mencengangkan bahwa bagi buku-buku yang menargetkan anak-anak usia TK mengenai lingkungan belajar di usia ini, delapan buku (15 persen) tidak menunjukkan kehadiran guru TK sama sekali.

Interaksi guru

Jenis interaksi paling umum yang digambarkan dalam buku adalah senyuman (96 persen) dan menawarkan salam hangat kepada anak-anak (66 persen). Meskipun sebagian besar guru terlihat berbicara dengan anak-anak (62 persen),sangat sedikit (20 persen) yang digambarkan terlibat dalam dialog dua arah. Selain itu, guru jarang digambarkan mengajukan pertanyaan (14 persen) atau bermain dengan anak-anak (12 persen).

Praktik instruksional guru

Para peneliti menemukan bahwa guru sebagian besar terlihat dalam kelompok besar dalam suatu proses pembelajaran yang terpimpin (75 persen). Proses ini biasanya melibatkan mereka menari, bermain musik, membaca dengan suara keras atau menyampaikan salam pagi. Enam persen guru berpartisipasi dalam kegiatan satu lawan satu dengan murid.

Setengah dari guru ditampilkan berada di ruang kelas di mana murid melakukan berbagai macam kegiatan. Di ruang kelas ini, anak-anak terlihat memilih sendiri kegiatan kelas dan terlibat dalam permainan bebas sepanjang waktu.

“Meskipun sekilas terlihat menjanjikan bahwa anak-anak terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan perkembangannya masing-masing di usia Taman Kanak-kanak ini, apa yang hilang adalah interaksi, bimbingan, dan partisipasi guru TK dalam setiap aktivitas - suatu komponen kunci yang diperlukan untuk mendukung anak-anak ketika mereka belajar untuk menavigasi lingkungan baru mereka dan mulai memperoleh keterampilan baru,” jelas para peneliti.

Lebih banyak gambaran tentang keberagaman dibutuhkan

Cutler dan Slicker berpendapat bahwa meskipun hasil temuan telah mencerminkan demografi nyata mengenai guru anak usia dini di seluruh AS, pandangan yang disajikan pada dasarnya masih terbatas mengenai proses belajar dan siapa guru yang mengajar.

“Temuan kami menggambarkan guru TK sebagai hampir secara eksklusif adalah seseorang tanpa disabilitas fisik, wanita kulit putih yang dengan hangat menyapa anak-anak dan yang dapat memimpin seluruh pengalaman kelompok, namun di saat bersamaan sebagian besar mengizinkan anak-anak untuk sepenuhnya menavigasi kegiatan mereka di TK secara mandiri. Penggambaran ini sebenarnya cukup bermasalah…".

Hasil tersebut menunjukkan perlunya perluasan penggambaran di buku memgenai aktivitas di masa awal memulai Taman Kanak-kanak yang mampu lebih mewakili pengalaman di TK yang tentu bervariasi, termasuk lebih banyak keragaman gambaran guru dan murid serta untuk lebih memproyeksikan guru untuk secara aktif terlibat dalam aktivitas anak di masa transisi yang berharga ini.

“Temuan kami juga menunjukkan bahwa buku bergambar anak-anak tentang memulai sekolah tidak hanya membutuhkan penggambaran guru TK dan aktivitas di TK yang lebih beragam, tetapi juga bahwa ada peluang untuk lebih menyeimbangkan representasi keberagaman ras dan etnik guru-anak di ruang kelas TK."

Referensi

Cutler, L., & Slicker, G. (2021). Depictions of teachers and teacher practices in picture books about starting kindergarten. Journal of Early Childhood Literacy, 14687984211029031.

Pikirkan tentang buku-buku yang Anda bacakan untuk anak-anak di tahun-tahun awal sekolah mereka. Apakah Anda mendapati penggambaran murid dan guru yang beragam? Bagaimana Anda bisa memperkenalkan wacana yang lebih beragam ke dalam kelas Anda?

Sebagai seorang guru, bagaimana Anda mendukung anak-anak dan orang tua serta pengasuh ke dalam masa transisi ke dalam pendidikan anak usia dini yang lebih baik? Apa saja tantangan yang mereka hadapi? Strategi apa yang Anda miliki untuk membantu menavigasi tantangan ini?