Kepemimpinan di sekolah: Memudahkan murid untuk mengakses buku bacaan

Mendorong murid untuk mengembangkan minat membaca telah menjadi tujuan utama dari rencana perbaikan Sekolah Dasar Christies Beach selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, fokus sekolah-sekolah di Australia Selatan adalah pemahaman bacaan.

Peningkatan minat membaca murid yang meningkat tidak selalu berbanding lurus dengan kemampuan untuk mengartikulasikan apa yang murid pahami dari bahan bacaan yang mereka baca. Staf juga mengidentifikasi bagaimana murid enggan mencoba membaca buku yang tidak familier untuk mereka, dan berakhir memilih buku dengan tema yang sudah biasa mereka baca.

Kepala Sekolah Catherine O'Dea mengatakan bahwa murid sangat jarang untuk mencoba memperluas kemampuan diri atau mengambil risiko membaca buku baru. “Kami terus mencoba mengatasi kecenderungan ini lewat banyak cara yang berbeda,” sebutnya kepada Teacher.

“Misalnya dengan memastikan bahwa setiap kelas memiliki perpustakaan kelas yang berisi setidaknya 100 buku – sehingga, meski murid misalnya kehilangan buku di rumah dan tidak bisa meminjam dari perpustakaan sekolah, mereka masih dapat mengakses buku-buku dari perpustakaan sekolah setiap hari.”

“Hal lain yang saya lakukan adalah memastikan bahwa perpustakaan kami dikategorikan seperti toko buku; alih-alih dikategorikan menurut sistem Dewey yaitu berdasarkan penomoran dan penulis, buku-buku di perpustakaan kelas mengkategorikan sesuai minat murid. Anak-anak membuat kategori ini beberapa tahun yang lalu – termasuk di dalamnya cerita jenaka, novel grafis, dan fantasi – dan kami menyadari bahwa dengan melakukan ini, anak-anak ternyata dapat menghabiskan waktu lebih banyak, lebih mudah menemukan buku, serta dari sini lebih mudah bagi mereka untuk mengambil buku di luar zona nyaman mereka.”

O'Dea telah menjadi Kepala Sekolah di Christies Beach sejak 2018. Sekolah ini memiliki 270 murid dari latar belakang yang beragam, dengan hampir seperempat murid yang adalah penduduk asli (native) Australia. Sekolah juga menghadapi tantangan yang kompleks – 75 persen anak-anak hidup di bawah garis kemiskinan, 24 persen menerima dana untuk disabilitas dan 5 persen siswa berada dalam pengasuhan/perwalian pemerintah.

Terkait hal ini, O'Dea mengatakan stafnya bekerja sama dengan layanan asistensi lokal dan profesional kesehatan untuk mendukung murid dan meminimalkan hambatan apa pun yang mereka hadapi dalam pembelajaran mereka. Ini termasuk menyajikan sarapan, mengadakan klub membaca setiap pagi, program yoga dan tari dua kali seminggu, serta berjalan-jalan di pantai untuk meresapi praktik pembangunan berkelanjutan untuk menjaga hubungan yang baik dengan dengan Lingkungan sekitar. “Kami bisa melihat pantai dengan mudah dari area sekolah kami, jadi kami memutuskan untuk ikut menggunakannya sebagai ruang kelas,” katanya.

“Sering kali saya pikir tantangan dalam membiasakan murid untuk membaca dalam komunitas seperti Pantai Christies sebenarnya adalah memungkinkan dan mendukung mereka mengakses buku-buku yang bagus. Kerap kali anak-anak datang ke sekolah dan tidak melihat diri mereka sebagai pembaca sebab mereka memang tidak melakukan itu di rumah,” tambahnya.

Mempromosikan membaca di seluruh sekolah

O'Dea bersemangat untuk mempromosikan membaca di sekolah dan menunjukkan kepada murid kesenangan yang dapat mereka temukan dalam membaca buku. “Dalam setiap pertemuan, saya membacakan buku ke seluruh sekolah dan berharap agar semua guru kami membacakan buku untuk murid-murid setiap harinya,” katanya.

Kami tergabung dalam kemitraan dengan organisasi seperti United Way – yayasan yang dimulai oleh Dolly Parton di Amerika Serikat – yang memungkinkan 25 dari murid prasekolah kami saat ini menerima paket buku sebulan sekali ke alamat rumah mereka.

Kami berharap agar pada saat anak-anak ini datang ke sekolah di tahun depan, mereka bisa mendapati koleksi literatur yang beragam serta orang-orang dewasa yang bersedia untuk membacakan buku kepada mereka. Kami melihat bagaimana anak-anak sangat senang ketika mereka menerima paket buku. Kita melihat adanya reaksi yang positif dan hal ini sangat menarik untuk diperjuangkan lebih jauh.

Salah satu organisasi persaudaraan lokal di Australia, Men’s Shed, juga ikut serta mendukung perjalanan peningkatan minat membaca murid di sekolah, dan membangun perpustakaan kecil di tangga depan sekolah. Di perpustakaan ini, murid-murid dapat memberikan maupun mengambil buku secara gratis.

“Para ketua murid membantu merancang perpustakaan itu dengan banyak pensiunan dari Men's Shed, sehingga bangunan tersebut menjadi representasi visual yang baik dari apa yang sekolah kami tuju,” tambah O'Dea.

Fokus pada kepemimpinan sekolah

Pekerjaan O'Dea di komunitas sekolahnya baru-baru ini diakui ketika ia dinobatkan sebagai penerima Beasiswa Kepala Sekolah 2021 dan diminta untuk menghadiri kursus kepemimpinan di Universitas Harvard. Ia adalah salah satu dari tiga kepala sekolah luar biasa yang akan mengikuti program pendidikan profesional di Sekolah Pascasarjana Pendidikan Harvard yang dirancang khusus untuk memperkuat keterampilan para pemimpin pendidikan.

O’Dea berharap untuk dapat bekerja dengan pendidik lain dari seluruh dunia dan mempelajari hal-hal baru serta mendapatkan beberapa perspektif baru.

“Ketertarikan khusus saya adalah aksesibilitas ke buku dan bahan bacaan, dan kami berjuang untuk mengatasi tidak hanya fakta bahwa keluarga murid-murid kami tidak memiliki buku di rumah mereka, tetapi juga dengan kecenderungan anak mendapatkan kepuasan instan dari berbagai acara hiburan serta fakta akan banyaknya anak yang menghabiskan waktu di rumah di depan layar,” katanya.

Kesempatan untuk mendapatkan ide tentang bagaimana cara terus melibatkan komunitas akan sangat membantu bagi apa yang sedang saya perjuangkan, dan saya adalah hal yang menarik untuk bekerja sama dengan pendidik dari seluruh dunia. Dalam kesempatan semacam itu, saya tidak hanya akan belajar dari seorang dosen, tetapi juga belajar dari kepala sekolah lain dan hal ini membuat saya sangat bersemangat.

Pandemi COVID-19 menyebabkan para penerima beasiswa 2021 perlu menunggu hingga Juli 2022 untuk mengambil bagian dalam kursus di Boston, Amerika, dan O'Dea menyatakan bahwa kesempatan ini tentu sepadan untuk ditunggu. “Program ini akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan dari perspektif yang berbeda mengenai kepemimpinan, dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan kembali objektivitas yang menurut saya cenderung mudah terlupakan akibat kerap hanya berfokus pada komunitas sekolah kita sendiri.”

“Itulah yang benar-benar saya nantikan, satu kesempatan yang sangat baik untuk meluangkan waktu dari jadwal sibuk yang saya miliki sebagai kepala sekolah di sini dan juga untuk merenungkan seberapa jauh jalan yang telah dilalui sebagai sekolah dan ke mana sebaiknya kami mengarah kedepannya.”

Penerima Beasiswa Utama tahun ini adalah: Damien Keel dari Yarrawonga College P-12 di Victoria (Teachers Mutual Bank Principals Scholarship); Jenny Boyall dari Katoomba High School di New South Wales (Harvard Club of Australia Principals Scholarship) dan Catherine O’Dea dari Christies Beach Primary School di Australia Selatan (Public Education Foundation Principal Scholarship). Masing-masing Principal’s Scholarship termasuk di dalamnya pembiayaan satu satu dari dua yang disediakan oleh Harvard Graduate School of Education: Peningkatan mutu sekolah: Seni Kepemimpinan atau Kepemimpinan: Perkembangan Visi.

Pikirkan tentang prioritas yang diuraikan dalam rencana perbaikan sekolah Anda. Bagaimana Anda bekerja sama dengan staf dan masyarakat luas untuk mencapai tujuan ini? Bagaimana Anda mengukur keberhasilan program yang telah Anda terapkan?

Sebagai seorang guru, bagaimana cara Anda menanamkan kecintaan membaca pada murid yang Anda ajar? Dengan cara apa Anda mempromosikan kecintaan membaca (Reading for Pleasure)?